Bibit 93S Berpeluang Tinggi Jadi Siklon Tropis, Waspada Dampaknya

CNN Indonesia
Minggu, 21 Des 2025 12:52 WIB
Bibit Siklon Tropis 93S terpantau aktif di Samudra Hindia selatan Jawa Barat, berpotensi menjadi siklon tropis. Waspadai dampak cuaca ekstrem di Indonesia.
Ilustrasi. Bibit Siklon Tropis 93S terpantau aktif di Samudra Hindia selatan Jawa Barat, berpotensi menjadi siklon tropis. Waspadai dampak cuaca ekstrem di Indonesia. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bibit Siklon Tropis 93S yang terpantau aktif di wilayah Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat berpeluang berubah menjadi siklon tropis dalam beberapa waktu ke depan. Waspada dampaknya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap hingga pembaruan data per Minggu (27/12) pukul 07.00 WIB, sistem siklon ini berada di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat. Bibit siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum 30 knot atau 56 km/jam dan tekanan udara minimum 1000 hPa, dengan arah gerak ke Barat Daya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sistem Bibit Siklon Tropis 93S memiliki peluang tinggi untuk menjadi Siklon Tropis dalam periode 24 jam ke depan," demikian keterangan BMKG di Instagram, Minggu (21/12).

Menurut BMKG bibit Siklon tropis ini dapat meningkatkan kecepatan angin di sekitar sistem (low level jet) hingga mencapai >25 knot di perairan selatan Jawa.

Bibit Siklon Tropis 93S memberikan dampak tidak langsung ke cuaca di sejumlah wilayah Indonesia, setidaknya hingga Senin (22/12) pukul 07.00 WIB.

BMKG mengungkap dampak tidak langsung tersebut di antaranya hujan dengan intensitas tinggi hingga gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.

Menurut BMKG Bibit Siklon Tropis 93S memberikan dampak tidak langsung berupa hujan dengan intensitas lebat dan angin kencang di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Bibit siklon ini juga berdampak pada gelombang tinggi (1,25 meter hingga 2,5 meter) di wilayah Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga NTB, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, dan Samudra Hindia selatan Banten hingga NTB.

Sebelumnya, pakar klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin sudah memprediksi Bibit Siklon Tropis 93S berpotensi menjadi badai besar. Ia bahkan menyebut bibit siklon ini berpotensi menjadi 'next Senyar' yang meluluhlantakan Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

"Waspadai badai Senyar berikutnya, yang diperkirakan akan mendarat di NTT pada periode 1-10 Januari 2026," kata Erma dalam cuitannya di X, Kamis (11/12).

Erma mengatakan hal tersebut berasal dari prediksi resolusi tinggi submusiman hingga musiman dari KAMAJAYA-BRIN, alat sistem pendukung keputusan yang dirancang khusus untuk mitigasi cuaca ekstrem dalam enam bulan ke depan.

Dalam unggahannya, Erma turut menyertakan infografis yang menunjukkan bahwa bibit badai ini dapat tumbuh cepat menjadi siklon tropis yang dapat mendarat di wilayah timur dan berpotensi membawa hujan ekstrem, angin kencang, hingga gelombang tinggi.

Puncak risiko dari bibit badai ini diperkirakan terjadi pada 11 hingga 20 Desember 2025, dan bisa berlanjut hingga awal Januari 2026 atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun baru.

Saat dihubungi lebih lanjut, Erma mengatakan Bibit Siklon Tropis 93S ukurannya relatif lebih kecil dan berpotensi lebih rendah menjadi siklon dibanding Bibit Siklon Tropis 91S yang berada di perairan dekat Sumatra.

Namun, sistem ini tetap dapat memengaruhi kondisi cuaca lokal, terutama di wilayah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.

"Badai tropis 93S inilah yang berpeluang mendarat di wilayah NTT (Timor Leste/Kupang/wilayah sekitarnya)," kata Erma saat dihubungi CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

[Gambas:Instagram]

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER