Perilaku masyarakat yang tidak memiliki kesadaran akan keindahan kota dengan banyaknya iklan-iklan ilegal yang mengotori ruang publik, membuat Bekti Maulana dan kawan-kawan mendirikan komunitas garuk sampah sejak tahun 2014 lalu. Aksi komunitas garuk sampah ini dilakukan berdasarkan kecintaan terhadap kebersihan kota Yogyakarta, tanpa ada bayaran seperser pun. Biaya operasional diperoleh dari biaya pribadi masing-masing anggotanya.