Program Organisasi Penggerak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi perbincangan publik. Program yang seharusnya diharapkan mendorong hadirnya sekolah penggerak yang berkelanjutan dengan melibatkan peran serta organisasi berujung masalah. Mulai dari kompetensi organisasi hingga dugaan soal dana hibah yang salah arah, sehingga membuat sejumlah organisasi mengundurkan diri dari program tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana menengahi kisruh tersebut agar tidak mengganggu fokus utama program yakni peningkatan kualitas guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa?