Seorang siswa SMP negeri di kabupaten Pekalongan, tetap bersekolah untuk mendapat pelajaran karena tak punya telepon pintar. Sementara itu, puluhan siswa SD dan SMP di desa Tanatoro, Sulawesi Selatan, harus belajar di tepi tebing, untuk mendapatkan sinyal internet.
Sejak Senin kemarin, Dzul Faqor Risqi Islamy Al Ghazy, mulai berangkat sekolah sendirian. Murid baru kelas tujuh ini, memohon kepada gurunya untuk mengajarinya mata pelajaran sekolah. Dzul mengalami kesulitan belajar daring, karena tidak memiliki telepon selular. Orang tuanya yang bekerja sebagai buruh harian, tidak mampu membeli telepon genggam.
Oleh gurunya, Dzul dipinjami telepon selular agar bisa mendapatkan pengajaran secara daring. Para guru pun secara bergantian menemani Dzul belajar di perpustakaan.