Badan Pusat Statistik mencatat, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2020, anjlok hingga minus 5,32 persen. Angka ini merupakan yang terendah sejak krisis moneter. Meski demikian, pemerintah mengklaim tetap akan menjaga daya beli masyarakat untuk menopang pertumbuhan lewat sejumlah program.
Konsumsi rumah tangga yang selama ini menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, tumbuh minus 5,51 persen secara tahunan, pada triwulan kedua. Selain itu, belanja pemerintah juga tercatat minus 6,9 persen, dan investasi juga mengalami penurunan tajam hingga minus 8,61 persen.
Dan untuk membahas lebih lengkap terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang negatif, kita telah tersambung dengan kepala ekonom Bank Permata, Joshua Pardede.