Berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, WHO, dan UNICEF, pada akhir September lalu, ternyata lebih dari 7,5 persen masyarakat di Indonesia menolak divaksin Covid-19. Mereka yang menolak meragukan efektivitas dan keamanan vaksin. Sementara pemerintah berencana melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 pada penghujung November mendatang. Hal ini disampaikan oleh Research and Development Project Integration Manager PT Bio Farma, Neni Nurainy pada seminar refleksi satu tahun Jokowi-Ma'ruf Amin, Senin pagi. Neni menjelaskan, walaupun hampir 65 persen masyarakat menerima vaksin, ternyata sebagian lainnya menolak atau belum dapat memastikan akan menerima vaksin atau tidak. Kebanyakan masyarakat yang ragu akan keamanan vaksin menyangsikan proses pengembangan vaksin yang dinilai terlalu cepat. Normalnya, proses pengembangan hingga penggunaan vaksin baru memakan waktu 6 hingga 11 tahun. Namun di situasi pandemi, proses ini dapat dipercepat antara 12 hingga 18 bulan saja. Proses ini juga pernah dilakukan oleh sejumlah produsen vaksin saat pandemi SARS, MERS, dan H1N1.