Meski sudah dinyatakan sembuh dan negatif COVID-19, sejumlah penyintas masih merasakan keluhan dan gejala hingga beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan lamanya. Kondisi efek jangka panjang atau yang dikenal sebagai long hauler COVID-19 ini terjadi akibat proses sakit yang kemudian menimbulkan kelainan anatomik. Hingga kini, penelitian mengenai berapa banyak penderita efek jangka panjang COVID-19 di Indonesia masih dilakukan.
Long hauler COVID dilihat berdasarkan beberapa faktor, seperti usia yang mungkin mengembangkan COVID-19 yang berkepanjangan. Sedangkan gejala yang timbul pada para penyintas di antaranya kelelahan kronis, sesak napas berat, hingga indra perasa dan penciuman yang belum kembali berfungsi.
Simak pembahasan selengkapnya bersama salah Aryati, seorang penyintas COVID-19 dan dr. Ari Fahrial Syam, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.