Pada perayaan imlek, Hio atau dupa menjadi salah satu piranti persembahyangan yang wajib ada, baik di rumah, maupun di tempat ibadah seperti vihara dan klenteng.
Menurut kepercayaan Tionghoa, penggunaan Hio memiliki makna tersendiri dalam pemanjatan doa.
Aroma harum Hio yang memenuhi ruangan menjadi khas di setiap persembahyangan masyarakat Tionghoa peranakan di Indonesia.
Hio adalah stik seukuran lidi, yang dibuat dari serbuk kayu. Hio digunakan sejak masa dinasti han, atau 202 tahun sebelum masehi.
Menurut kepercayaan Tionghoa, membakar Hio merupakan simbol komunikasi antara makhluk dengan tuhannya.
asap Hio yang membumbung ke langit setelah dibakar, bisa diartikan sebagai pengantar doa dan harapan yang dipanjatkan.