Ancaman resesi ekonomi akibat pandemi COVID-19 membuat tawaran investasi kian digandrungi. Namun di sisi lain, penipuan dengan kedok investasi atau investasi bodong juga semakin marak terjadi. Iming-iming keuntungan atau imbal hasil yang tinggi jadi salah satu modus untuk memikat para korban. Tak sedikit korban yang rela menyetor dana hingga ratusan juta. Bahkan banyak juga yang nekat menggunakan uang pinjaman untuk berinvestasi. Akibatnya, bukan untung yang didapat, namun kerugian yang makin berlipat-lipat.
Keinginan untuk cuan dengan instan kerap kali jadi justru bumerang. Hal ini tak terlepas dari kurangnya pemahaman mengenai pola kerja instrumen investasi dan risikonya. Lalu bagaimana seharusnya strategi yang tepat untuk berinvestasi agar tidak terjebak pada investasi bodong? Simak pembahasan selengkapnya bersama perencana keuangan Metta Anggriani berikut.