Ledakan bom di Gereja Katedral Makassar pada Minggu pagi diduga berasal dari bom panci. Sejak hampir satu dekade ini, bom panci menjadi senjata utama para teroris dalam menebarkan terror. Menurut pengamat terorisme dari International Association For Counter Terorism And Security Profesional, ada banyak alasan mengapa bom panci ini menjadi favorit para teroris. Yang pertama adalah kemudahan memperoleh bahan, baik itu panci bertekanan serta material peledak yang merupakan bahan kimia umum. Lalu yang kedua adalah besarnya daya tampung peledak bom panci, dibanding bom pipa. Sebuah bom panci bisa menampung peledak hingga 5 kilogram, sementara bom pipa biasanya tak sampai 1 kilogram. Selain itu, proses pembelajaran pembuatannya pun sangat mudah dan bisa diperoleh lewat internet. Bom panci ini memang menjadi ciri khas jaringan teroris yang berafiliasi ke ISIS, seperti JAD yang ada di Indonesia. ISIS tidak mengajarkan pelatihan membuat bom kepada pengikutnya secara langsung, melainkan hanya melalui instruksi di media internet. ISIS juga mendoktrin pengikutnya agar melakukan teror dengan barang barang yang mudah didapatkan di sekitar pelaku.