Regulator Obat-Obatan Uni Eropa, EMA, mengatakan, vaksin Astrazeneca menyebabkan penggumpalan darah dalam beberapa kasus yang langka. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komite Keamanan EMA, Sabine Strauss, di Amsterdam, Belanda, pada Rabu.
Dilaporkan, kasus itu paling banyak terjadi pada wanita di bawah usia 60 tahun dalam jangka waktu 2 pekan setelah vaksinasi. Meski begitu, EMA menyatakan, penggumpalan darah adalah efek samping yang sangat langka dan tidak akan menerapkan larangan usia yang baru untuk vaksin tersebut. Karena manfaat vaksin jauh lebih besar daripada risikonya.