Menempuh jarak lebih dari 30 kilometer dan melintasi lima desa dengan medan yang sulit, tak pernah menyurutkan semangat Tri Widyaswari, seorang guru di desa terpencil di kabupaten musi banyuasin, Sumatera Selatan. Sejak pembelajaran tatap muka diberlakukan, kegiatan belajar di sekolah digelar secara terbatas. Saat penerapan pembelajaran jarak jauh, kegiatan belajar di sekolah ini pun terhambat akibat minimnya sarana pendukung. Tak hanya mengajar, Tri mampu mengubah stigma warga desa tentang pentingnya pendidikan, adab dan budi pekerti.