Kepala Staf Presiden Moeldoko menyebut potensi radikalisme akan meningkat jelang pemilu 2024. Menurut Moeldoko, peningkatan radikalisme dipicu dinamika politik, seiring dengan politik identitas yang kemungkinan muncul jelang pemilu. Hal ini disampaikan Moedoko di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis siang. Moeldoko menjelaskan, mengutip data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tingkat radikalisme saat pandemi sebesar 14 persen dan angka ini akan meningkat di tahun politik. Moeldoko membantah jika pemerintah sengaja melabeli sejumlah kelompok dengan cap radikalisme. Ia mengklaim, pemerintah memiliki standar yang jelas untuk menyatakan sebuah kelompok radikal.