Ada yang menggantungkan hidup dari berjualan mainan. Seperti Uja, kakek berusia 80 tahun di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat dan Ngadimin Citro Wiyono, mantan pejuang kemerdekaan Indonesia yang kini berusia 89 tahun. Di umur mereka yang senja, mereka menolak untuk menadahkan tangan kepada orang lain, dan lebih memilih untuk menjajakan mainan anak-anak untuk menyambung hidup.
Selain mereka, ada pula komunitas yang melimpahkan rasa syukur dengan cara berbagi mainan untuk anak-anak yang lebih membutuhkan. Mereka mengumpulkan dan menampung mainan dari berbagai daerah di Indonesia, karena mereka yakin kegembiraan akan terus mengalir dan tidak akan berhenti di satu anak.