Anak dengan gangguan pendengaran atau tunarungu kerap kali sulit mendapatkan akses pendidikan agama. Hal tersebut disebabkan masih sedikitnya ustaz atau pemuka agama yang bisa menggunakan bahasa isyarat keagamaan.
Di Sleman, Yogyakarta, seorang ustaz mendirikan pondok pesantren khusus tunarungu. Di sana para santri tuli, dididik menjadi hafiz atau penghafal alqruan.