Pusat Data Nasional sementara mengalami gangguan yang berdampak pada sejumlah layanan publik, salah satunya layanan imigrasi, sejak 20 Juni.
BSSN mengungkapkan, gangguan di Pusat Data Nasional tersebut merupakan serangan siber yang memanfaatkan Ransomware Brandchiper atau Brand 3.0 nol.
Pelaku serangan siber yang menyandera data tersebut meminta tebusan sebesar 8 juta dolar AS atau 131 miliar rupiah ke pengelola Pusat Data Nasional.
Saat ini BSSN, Kominfo, dan Telkomsigma terus berusaha memulihkan seluruh layanan, termasuk untuk memecahkan enkripsi yang membuat data dalam Pusat Data Nasional tidak bisa diakses.