OBITUARI

Mengenang Fidel Castro, Sang Penantang Amerika dari Kuba

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Nov 2016 13:23 WIB
Fidel Castro identik dengan sosok yang penuh tirani, suka mengontrol, tapi juga revolusioner dan berkharisma. Ia menyediakan kesehatan dan sekolah gratis.
Fidel Castro meninggal dalam usia 90 tahun. (AFP PHOTO TOMMY WEBER / AFP PHOTO / TOMMY WEBER)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sosok ikonik Kuba, Fidel Castro meninggal dunia setelah lama sakit. Stasiun televisi nasional Kuba mengumumkan itu pada Sabtu (26/11). Tokoh revolusi itu dikenal sebagai salah satu pemimpin paling kontroversial di dunia dari Amerika Latin.

Meninggalnya Castro sudah diprediksi, mengingat ia telah sakit lama dan usianya sudah mencapai 90 tahun. Partai Komunis di Kuba bahkan sudah bersiap-siap akan momen itu sejak Juli 2006, saat sang mantan presiden masuk rumah sakit dan harus mengalami operasi.

Saat itu kursi kekuasaan diserahkan ke sang adik, Raul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi tetap saja kabar duka ini mengejutkan. Tak menyangka sosok kuat dan pribadi yang keras itu, figur publik di kalangan militer dan pemerintahan, telah tiada. Itu mungkin menjadi kabar bahagia di Miami. Di sana ada komunitas eksil dari Kuba.

Namun bagi pemuja gerakan kiri di mana pun di dunia, itu adalah kesedihan yang mendalam. Masih terkenang sosoknya yang identik dengan baju tentara hijau, topi, dan cerutu.

Mengutip The Guardian, Castro termasuk sosok yang sangat jarang muncul ke hadapan publik. Baru-baru ini saja ia terlihat. ‘Penampakan’ terakhirnya di kongres Partai Komunis di Kuba tahun ini. Tapi ia masih rutin menulis kolom untuk surat kabar partainya, Granma.

Lebih dari setengah abad lalu, Castro memimpin pasukan gerilya menggulingkan kepemimpinan diktator nan korupsi, Fulgencio Batista. Sejak itu aturan komunis yang berlaku di Kuba. Castro pun dengan berani menantang Amerika Serikat. Ia lah sang pemicu Perang Dingin.

AS menyebut kematian Castro adalah ‘solusi biologis’ atas komunisme di Karibia.

Tapi perlahan, hubungan Kuba dan AS membaik. Sejak Raul menggantikan sang kakak pada 2008, politik dan ekonomi Kuba mulai mendekat ke Negeri Adidaya. Pada 2014 kedua negara bahkan telah mengakhiri sikap saling antipati secara resmi, setelah lebih dari lima dekade.

Meski begitu, sosok Castro tetap tak terlupakan. Ia punya kharisma, intelektual dan pemikiran politik yang revolusioner. Warisan terbesarnya adalah memberikan pendidikan dan layanan kesehatan gratis. Itu membuat Kuba punya orang-orang terbaik di areanya.

Tapi ia juga meninggalkan kebencian bagi sebagian kalangan yang tidak setuju dengan kebijakannya soal pemerintahan yang mengontrol semua hal. Kebijakan mengembargo AS yang dicanangkannya pun membuat banyak warga Kuba yang tercekik secara ekonomi dan kelaparan.

Memerintah Kuba dari 1959 sampai 50 tahun kemudian, Castro bertangan besi tapi juga berkharisma. Setidaknya ia berhasil mengubah Kuba dari yang semula ‘taman bermain’ bagi orang-orang kaya di AS, menjadi simbol manusia yang resisten terhadap kuasa negara itu.

Kematian Castro, mengutip Reuters, diprediksi akam membuat Kuba kembali krisis. Masa depan Kuba gonjang-ganjing, mengingat Raul sang adik yang kini masih memerintah itu, juga sudah menginjak usia 85 tahun. Ia masih nyaman dengan pemerintahannya, tapi juga mulai menua. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER