Jakarta, CNN Indonesia -- Perilaku, tertulis di pikiran dan hati boleh juga dibilang semacam naluri. Tentu dengan kontrol intelegensi makhluk hidup/personal. Di jagat ini banyak yang memainkan peranan-peranan. Namun apapun peranan itu wajib dilaksanakan dengan iman nurani. Realitas tertulis dan tidak tertulis wajib sama persis dengan perilaku di kehidupan.
Sebab hidup tidak sendiri. Sebab mati juga tidak sendiri. Apa ada jenazah jalan sendiri ke pemakaman. Ini bukan bukan nasihat, sekadar mengingatkan diri sendiri. Perilaku wajib sama persis seiring dengan hal ihwal telah tertulis atau pun ditulis.
Kalaupun semacam metafor biarkan mengalir seperti apa adanya. Kupu-kupu memerlukan daun-daun pepohonan, cuaca hangat setelah musim penghujan tumbuh bunga-bunga cantik. Capung juga ikut girang beterbangan, bertelur kian kemari di huma-huma.
Keadaan itu lazim di siklus panorama hidup. Baik di bumi maupun di planet lain barangkali. Itupun kalau ada makhluk di sana. Fenomena makhluk asing dari planet lain itu masih terus diriset, diteliti dengan berbagai metode, mencari kebenaran fakta sains maupun empiris, konon begitu. Meski kabar burung dari langit keilmuan mengenai ihwal hal itu masih terus dikembangkan para ilmuwan di Bumi.
Seumpama ada si makhluk asing alias alien itu, mari kita bersalaman. Selamat datang di Bumi nan indah permai ini. Bumi tanpa carut marut egomania. Damai dan penuh cinta kasih. Tak ada menghujat sesama, tak ada caci maki, tak ada amuk, tak ada peperangan, semisal karena cinta ketinggalan bus kota, atau sebab janji makan malam dengan pacar ketinggalan di kereta dibawa ke kota lain.
Dunia, alias Bumi dipijak di situ langit dijunjung, menghargai harkat kehidupan, totalitas kebudayaan, di lingkaran makhluk hidup lalu mati lalu hidup dan mati lagi. Semesta berputar planet-planet berputar, waktu berganti di dalam putaran arus gravitasi, di lompatan kuantum di keajaiban Bimasakti.
Komitmen. Buat apa hidup kalau tak ada kata satu itu, komitmen. Maka ketemu kalimat, buat apa susah buat apa susah. Susah itu tak ada gunanya. Buat apa senang buat apa senang. Senang itu tak ada gunanya. Adik dan Kakak, dilarang ngambek dulu.
Begini maksudnya loh. Susah dan senang atau sebaliknya, saudara seiring perjalanan menempuh waktu di kehidupan sama persis sifat intinya dengan waktu siang dan malam.
Ayo, dibayangkan. Jika tak ada matahari dan rembulan. Gelap gulita, apa ada kalimat istilah, siang. Demikian juga jika matahari terus ada terang terus, rembulan ada namun tak terlihat oleh mata karena berada di garis orbit di bawah horizon Bumi. Apakah akan melahirkan kalimat istilah, gelap atau malam?
Betapa hidup di Bumi telah menerima kemuliaan, karena ada semesta, mungkin ada semesta lain lagi di luar semesta seperti tampak sejauh mata memandang langit siang atau pun malam. Waktu siang dan malam diciptakan, rezeki bagi makhluk hidup penghuni planet Bumi.
Itu sebabnya berbaikan, persahabatan dengan sesama serta tetap menjaga lestari ekologi-ekosistem, menjadi kewajiban bersama. Menjaga hati menjaga perilaku. Salam Indonesia Unit.