Tiga Dampak Video Game yang Kamu Harus Tahu

CNN Indonesia
Senin, 10 Jul 2017 08:54 WIB
Video game sudah bisa dimainkan di mana saja dan kapan saja, sejak merajalelanya ponsel cerdas. Tapi cermati dampak game pada otak dan perilakumu.
Ilustrasi bermain video game. (Foto: Viktor Hanacek/Picjumbo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Video game kini sudah banyak dimainkan orang. Dulu lebih banyak di komputer dan konsol, kini dengan penetrasi ponsel cerdas yang masif, video game mobile juga makin disukai.

Data 2016 mencatat bahwa rata-rata usia pemain game juga meningkat. Tak hanya dimainkan anak-anak sampai pemuda, mereka yang berusia 35 tahun juga sudah keranjingan game.

Dengan fakta seperti itu, adakah pengaruh video game bagi pemainnya, terutama pada bagian otak? Sebuah riset mencoba me-review berbagai penelitian dan menyimpulkan pengaruh video game pada otak dan perilaku manusia.
 
“Selama bertahun-tahun media menciptakan berbagai klaim mengenai video game dan dampaknya pada kesehatan dan kegembiraan orang, game kadang-kadang dipuji kadang dicaci, tapi tanpa data pendukung,” tutur Marc Palaus, penulis review yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Human Neuroscience itu.

Palaus dan teman-temannya me-review 116 penelitian ilmiah, 22 penelitian yang mencoba mencaritahu adanya perubahan struktural pada otak manusia akibat game dan 100 penelitian yang mencari tahu perubahan pada fungsi otak atau perilaku.

Apa saja fakta yang mereka dapatkan?

Pertama, memainkan video game bisa mengubah performa otak manusia dan bahkan strukturnya. Sebagai contoh, memainkan video games berdampak pada atensi kita. Beberapa studi mendapati gamer menunjukkan peningkatan pada beberapa tipe atensi. Seperti atensi berkelanjutan atau atensi yang selektif. Bagian otak yang terlibat dalam atensi juga makin efisien dan tak perlu banyak aktivasi untuk menghasilkan atensi berkelanjutan pada tugas-tugas penting.

Kedua, video game juga bisa meningkatkan ukuran dan efisiensi area otak yang berhubungan dengan keahlian visuospatial. Sebagai contoh, hippocampus kanan makin luas bagi gamer yang sudah lama main game dan pada sukarelawan yang mengikuti program pelatihan video game. Hippocampus adalah bagian otak yang berhubungan dengan memori, khususnya memori jangka panjang. Organ ini juga memainkan peranan penting pada navigasi ruang.

Ketiga, video game juga bisa menimbulkan ketergantungan dan ketergantungan macam ini disebut “Kelainan Game Internet”. Peneliti mendapati adanya perubahan fungsional dan struktural pada sistem reward di pusat syaraf pada mereka yang ketergantungan game. Perubahan syaraf ini secara mendasar persis dengan mereka yang mengalami ketergantungan pada hal lain.

“Ini artinya bahwa video game punya dampak positif pada perhatian, yakni keahlian visual dan motorik, serta dampak negatif yakni risiko ketergantungan, dan penting sekali untuk menerima kompleksitas ini,” kata Palaus, seperti dikutip Science Daily.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER