Jakarta, CNN Indonesia -- Lagu tradisional
Jaranan mengalun di aula besar Sekolah PENABUR Kelapa Gading, Jakarta, akhir pekan lalu. Lagu yang ditampilkan dengan ketukan yang dinamis, disertai tarian dan sedikit monolog, telah memukau penonton yang memadati babak akhir kompetisi PENABUR International Choir Festival 2017.
Tak heran kalau kemudian pelantun
Jaranan, One Voice Choir dari Purwokerto, Jawa Tengah, meraih
grand prix champion, juaranya para juara. Ada delapan kategori yang diperlombakan dan On Voice sudah memenangi kategori Folklore.
Kelompok ini terbilang unik. Ia merupakan gabungan dari pelajar dan mahasiswa yang berada di kota Purwokerto. Malah, menurut punggawanya, anggota mereka juga datang dari Cilacap, Purbalingga, sampai Banjarnegara.
One Voice terbentuk sejak 2014, ketika sekelompok anak muda yang bergabung dalam vokal grup ingin naik kelas. Saat itu mereka baru pulang dari Bali Choir Festival dengan medali emas di tangan.
“Karena memang untuk (festival) di tempat lain selain Bali itu belum ada kategori vokal grup. Jadi kami mau nggak mau harus upgrade ke paduan suara,” tutur konduktor John Rensius Kembaren, kepada CNN Student.
Sebagai kelompok yang anggotanya heterogen, tantangannya adalah persatuan dan kesepakatan dalam pemilihan waktu berlatih. “Range umurnya panjang, tingkat kedewasaannya berbeda, penangkapan kita juga berbeda-beda dari arahan Bang John,” tutur Agnes Rahma Dewi, salah satu anggota One Voice.
Begitu juga menurut Anyelir Zahro Pascaline, anggota yang lain. “Kami dari berbagai sekolah, ada dari SMP, SMA, kuliah, jadwal sekolahnya beda-beda. Waktu latihannya juga kadang bingung nyesuaiin. Ini libur, ini enggak libur. Paling susah itu. Jarang komplit karena waktunya beda-beda,” katanya.
Dalam situasi seperti itu, peran orangtua menjadi penting. “Jadi memang peranan orangtua sangat membantu, mereka mau mengantar dan menjemput anaknya. Jadi, kita butuh juga dukungan orangtua untuk kemajuan One Voice,” tutur John.
Terbukti, usaha mereka berbuah hasil yang baik. John berharap prestasi mereka bisa diikuti kelompok-kelompok paduan suara lainnya di Kota Purwokerto. Tapi dia berharap juga ada lebih banyak kompetisi supaya dunia paduan suara bisa lebih hidup.