Mengawinkan Komputasi dan Hidroponik

CNN Indonesia
Selasa, 19 Sep 2017 17:16 WIB
Komputer dan sistem hidroponik berhasil ‘dikawinkan’ oleh mahasiswa Sistem Komputer Stikom Surabaya untuk menumbuhkan tomat.
Ilustrasi pertanian sistem hidroponik (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Surabaya, CNN Indonesia -- Komputer dan sistem hidroponik berhasil ‘dikawinkan’ oleh mahasiswa Sistem Komputer Stikom Surabaya, Riggy Naufan Nu Ichasan. Teknologi ini menghasilkan sistem hidroponik otomatis yang bisa diterapkan pada pertanian salah satunya pertanian buah tomat cherry.

Riggy, kepada Antara di Surabaya, Senin (18/9), mengemukakan sistem hidroponik tersebut membantu petani dalam mengoptimalkan hasil panennya di tengah keterbatasan lahan. "Dengan sistem ini petani tidak memerlukan area yang luas karena alat dapat menyesuaikan suhu dan kelembaban sesuai kebutuhan, buah tomat khususnya, sehingga tanaman dapat tumbuh tanpa mengurangi kualitasnya," ujarnya.

Menurut Riggy, metode tanam seperti ini sangat cocok untuk masyarakat, baik lingkup kecil maupun besar karena semua proses bertani dapat dilakukan dengan rekayasa teknologi.

Komputerisasi pada sistem hidroponik memakai metode "fuzzy" untuk mengendalikan semua aktuator secara tepat waktu. Sistem komputasinya dapat melakukan pemetaan, optimasi, identifikasi serta kemampuan lainnya pada tanaman atau buah. Ia akan mengendalikan suhu dan kelembaban udara agar tanaman tumbuh secara optimal dalam berbagai kondisi.

"Saat suhu dan kelembaban yang dibutuhkan tidak sesuai, alat akan bekerja. Setelah mencapai pada nilai yang stabil dan sesuai, alat akan berhenti bekerja. Begitu seterusnya cara kerja alat ini, sehingga tanaman tetap tumbuh optimal walaupun dengan keterbatasan tempat dan tenaga manusia," tuturnya.

Sistem hidroponik yang dipakai Riggy adalah metode wick, yang dikembangkan dari water culture. Metode penanaman ini dengan memanfaatkan tangki berukuran besar dengan volume larutan zat hara yang banyak, sehingga dapat menekan fluktuasi konsentrasi larutan pada zat hara.

"Pada larutan hara sistem ini tidak melakukan sirkulasi, akibatnya dapat mengurangi ketergantungan terhadap tersedianya energi listrik. Pada metode wick, kesederhanaan inilah yang menjadikan teknologi ini mudah digunakan oleh petani," kata dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER