Jakarta, CNN Indonesia -- Masih di rangkaian program Traveling Korean Arts, beberapa waktu lalu, sempat diadakan workshop untuk anak-anak yaitu membuat boneka tangan. Boneka yang dibuat berbentuk anjing, seperti yang ada pada pementasan teater “Kisah Dallae”.
Workshop ini diikuti oleh 7 anak beserta orangtuanya. Bahan yang digunakan sederhana yaitu kain, karet, dan cat warna. Pada dasarnya, kain diikat-ikat dengan karet sampai menyerupai bentuk anjing,kemudian diwarnai dengan cat warna.
Sayangnya, kebanyakan ibu-ibu yang aktif membuat boneka saat workshop ini. Hanya saat tahap terakhir yaitu mewarnai boneka, anak-anak semangat bermain dengan cat warna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu peserta workshop adalah Ibu Rani dan Aya (7). Mereka tidak sempat menonton teater karena telat, tetapi penasaran ingin mencoba membuat bonekanya. Ketika Ibu Rani aktif memperhatikan guru dari Korea dan mengikat-ikat kain supaya terbentuk anjing, Aya hanya memperhatikan ibunya.
“Tadi Aya cuma ngiket sekali, ya, sisanya saya yang bikin” ungkap Ibu Rani. Meski begitu, ia berpendapat bahwa sebenarnya workshop ini bagus untuk melatih keterampilan anak.
Ibu Ati dengan anaknya Aini (3) juga mengalami hal serupa. Aini memperhatikan mamanya dan semua ikat-mengikat dilakukan oleh sang Mama.
Saat ditanya susah atau tidak, Ibu Ati menjawab, “Susah, susah banget. Kata Aini juga ‘Nggak bisa deh Mama aja’ gitu.”
Namun tidak semua peserta begitu. Ardi (10) terlihat sangat antusias membuat bonekanya.
Ia ingin membuat boneka anjing yang kalau dimainkan seakan-akan hidup seperti di pentas “Kisah Dallae”. Menurutnya, membuat boneka ini gampang-gampang susah. “Gampang bahannya, susah buatnya,” ujarnya.
Ia juga bisa menjawab saat ditanya apa cerita teaternya. “Kalo nggak salah ya.. Menurut aku, tentang seorang anak yang kehilangan orangtuanya. Terus (karena kangen) dia mimpiin orangtuanya.”
Bahkan pada akhir workshop, Ardi sudah menamai anjingnya: Mujigae.
(ded/ded)