Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Buku kali ini diawali dengan pertanyaan, apa judul buku terakhir yang sudah kamu baca? Coba jawab pertanyaan tersebut. Apakah kamu kesulitan menjawabnya?
Jika iya, mungkin benar jika UNESCO menyebut minat
literacy orang Indonesia hanya berskala 0,0001. Tandanya hanya 1 dari 1000 orang yang mau membaca dan juga menulis.
Membaca dan menulis sepertinya bukan kesulitan bagi banyak orang. Tapi itu tak serta merta melahirkan minat dan keinginan menyempatkan waktu untuk menulis dan membaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti menyebutkan satu-satunya alasan seseorang tidak menyukai membaca dan menulis adalah gangguan disleksia. Tetapi bagaimana dengan seseorang yang sebetulnya mampu menulis dan membaca?
Peneliti menjawab bahwa keaksaraan layaknya seperti otot. Semakin sering dilatih maka ia akan semakin terampil dan berkembang. Jika tidak dilatih, sama halnya seperti otot ia akan layu, lemas hingga pada akhirnya tidak berfungsi. Sekarang, apakah kamu ingin melatihnya atau membiarkannya layu dan mati.
Membacalah selagi kamu mampu, dan menulislah apa yang kamu ketahui. Menurut penulis Raditya Dika, mulailah dengan menceritakan apa saja yang kamu sukai atau kamu ketahui.
Banyak penulis memulai karirnya lewat menceritakan apa yang mereka alami selama sekolah, dan akhirnya menjadi maha karya seperti kisah Andrea Hirata. Tetapi kamu tidak harus bermuluk-muluk menjadi seorang penulis sukses seperti Raditya Dika dan juga Andrea Hirata. Banyak membaca sudah membuat dirimu naik level dari orang yang sama sekali tidak membaca.
Untuk itu pertanyaannya akan berganti, sudah bersediakah kamu mulai membaca dan menulis?
Selamat Hari Buku.
(ded/ded)