Mematahkan Stigma, Biar Perempuan Ramai-Ramai Geluti Sains

Ida Ayu Padma Saraswati | CNN Indonesia
Selasa, 26 Apr 2016 07:24 WIB
Tak banyak perempuan yang memilih berkarier di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika. Padahal, yang sekolah di jurusan IPA banyak lho. Mengapa?
Ilustrasi perempuan di laboratorium (CNN Indonesia/REUTERS/Gilead Sciences Inc./Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Inovasi yang signifikan bagi kehidupan manusia biasanya datang dari keempat bidang ini: Science, Technology, Engineering dan Math (STEM). Kemajuan teknologi informasi yang kita rasakan saat ini juga datang dari keempat bidang tersebut.

Namun, menurut Mira Fitria Soetjipto, Human Resources Director, Microsoft Indonesia, masih banyak wanita yang enggan untuk menggeluti bidang ini. Ada apa?

“Sebanyak 74 persen wanita SMP-SMA memilih dan mengikuti bidang science, namun hanya 0,4 persen perempuan yang menjadikan ini sebagai karier mereka,” kata Mira, di Jakarta, kamis (21/4) pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mira menjelaskan, bukan berarti bahwa peluang tidak terbuka bagi kaum hawa. Bisa jadi hal ini didorong oleh stigma kaum wanita yang beranggapan bahwa keempat bidang tersebut hanya untuk kaum adam.

Untuk mematahkan stigma tersebut tentu bukan perkara mudah. Itu seperti ingin mengubah kebiasaan lama.

Dengan adanya sosok wanita yang mampu berhasil di dunia tersebut, tentu dapat menarik perhatian wanita lainnya untuk terjun ke dalam dunia tersebut.

Salah satu sosok yang dapat menjadi contoh bagi wanita untuk menggeluti dunia tersebut adalah Stephanie Kwolek, wanita berkebangsaan Amerika. Dia adalah pencipta kevlar, materi sintetik yang kekuatannya menyerupai baja. Kevlar ini menjadi bahan untuk rompi anti peluru. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER