Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Burung Migran Dunia (World Migratory Bird Day - WMBD) adalah kegiatan kampanye global untuk meningkatkan kesadartahuan untuk perlindungan burung-burung yang bermigrasi dan habitatnya. Kegiatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 2006 oleh Secretariat of the African-Eurasian Migratory Waterbird Agreement (AEWA) bekerja sama dengan Secretariat of the Convention on Migratory Species of Wild Animals (CMS). Kegiatan ini kemudian menjadi kegiatan tahunan yang dilakukan di seleuruh dunia.
Kegiatan ini dilakukan pada minggu kedua bulan Mei di mana orang-orang di seluruh dunia bersama-sama melakukan kegiatan berupa aksi di lapangan maupun melakukan event yang terbuka untuk masyarakat seperti festival burung, program edukasi dan melakukan pengamatan burung untuk memperingati WMBD. Walaupun kegiatan dilakukan di banyak tempat di banyak negara, seluruh kegiatan tersebut saling terhubung dengan satu tema kampanye yang sama.
Kelompok burung migran adalah kelompok burung yang terdiri dari burung laut, burung pantai dan burung hutan. Ini adalah kelompok yang istimewa karena mereka melakukan perjalana ribuan kilometernya setiap tahun untuk mencari kondisi habitat yang sesuai dengan mereka. Pada saat musim dingin melanda belahan bumi di Utara, burung-burung migran ini tebang ke Selatan, dan pada saat di Utara udara kembali menghangat, burung-burung tadi kembali ke Utara untuk berkembang biak. Perjalanan jauh dan penuh bahaya tersebut harus ditempuh oleh para burung migran ini dua kali setahun. Mereka harus menghadapi bahaya tidak hanya dari alam tetapi juga dari manusia yang memburu, menangkap dan memperjual belikan burung-burung migran ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2016 ini, pengorganisasian kegiatan WMBD dilakukan oleh Secretariat of the Convention on Migratory Species of Wild Animals (CMS), Secretariat of the African-Eurasian Migratory Waterbird Agreement (AEWA), United Nations Environment Programme (UNEP) dan didanai oleh German Federal Ministry for the Environment, Nature Conservation, Building and Nuclear Safety (BMUB). Tema yang diusung pada tahun ini adalah Stop the illegal killing, taking and trade! (Hentikan pembunuhan, pengambilan dan pedagangan). Lebih dari 100 negara bergabung dalam WMBD pada tahun ini dengan menyelenggarakan lebih dari 250 event. Setiap negara bisa saja menyelenggarakan lebih dari satu kegiatan dalam WMBD.
Indonesia pada tahun ini berpartisipasi dengan kegiatan di 19 lokasi dari Sumatera hingga Papua dengan 29 kegiatan yang diikuti oleh tidak kurang dari 700 orang. Bagi Indonesia WMBD kali ini menjadi istimewa karena video hasil karya Gorontalo Biodiversitry Forum memenangkan kontes pembuatan video untuk WMBD.
Kegiatan yang dilakukan dalam WMBD ini mulai dari seminar, hingga monitoring burung migran seperti yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Wasur di Papua. Kegiatan terbanyak yang dilakukan adalah kegiatan pengamatan burung bersama seperti yang dilakukan di Aceh, Medan, Riau, Palembang, Bengkulu, Bangka, Malang, Surabaya, Bali, Banjarmasin dan Gorontalo. Sementara seminar dilakukan juga di Aceh, Medan, Riau, Jakarta, Malang, Bali, Ketapang, dan Gorontalo. Ada beberapa daerah yang melakukan lebih dari satu kegiatan. Beberapa daerah seperti Yogya dan Banyumas melakukan kampanye langsung dan Yogya meneruskannya dengan kegiatan pendidikan lingkungan. Sementara Solo melakukan kegiatan Birding Arts.
Menurut Yus Rusila Noor dari Wetlands International-Indonesia Programme, kegiatan seperti ini perlu dilakukan sebagai pengingat bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab untuk juga melindungi burung-burung yang sedang bermigrasi karena Indonesia disinggahi oleh mereka setiap tahunnya.
(ded/ded)