Jakarta, CNN Indonesia -- Enggak hanya tayangan televisi atau film, video games juga harus disesuaikan dengan umurnya. Tahukah kamu kalau ada lembaga yang menilai sebuah games?
Organisasi itu adalah ESRB Entertaiment Software Rating Board yang bertempat di Kanada dan Amerika Serikat. Organisasi regulator mandiri ini menilai rating atau nilai dari sebuah permainan.
Salah satu alasan dibentuknya ESRB ini karena banyaknya kekerasan di dalam video games yang ada di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi nyatanya, rating tersebut tak dihiraukan oleh para pemain video games di Indonesia. Mereka enggak memperhatikan video games mana yang sesuai dengan umurnya.
Bagi kebanyakan anak muda yang penting hanyalah keseruan games tersebut tanpa memikirkan kekerasan atau hal buruk yang ada dalam games tersebut. Sebab video games itu tak sesuai dengan umur pemainnya.
Ketika mereka bermain games yang tak sesuai dengan umurnya dan games tersebut menampilkan sebuah kekerasan, secara otomatis seorang anak akan merasa dirinya terlibat dalam games tersebut. Sehingga mereka belajar hal yang buruk, seperti memukul dan menganggap rendah perempuan dengan cara menampar atau menjambak rambut perempuan.
“Kalau di mall saja, game GTA dijual untuk anak 13 tahun,” kata Arranggi Soemardjan, penemu Clevio Coder Camp di seminar Mobile Game With a Cause, yang diadakan oleh WWF Indonesia dan Universitas Bina Nusantara, beberapa waktu lalu.
Memang ada rumornya bahwa di Indonesia games-games kekerasan akan dilarang. Tapi walaupun di arang, terkadang tetap saja bisa diunduh melalui Internet.
Arranggi menyatakan bahwa sebenarnya banyak games positif yang bisa diunduh, seperti games edukasi yang bertemakan pelajaran matematika atau IPA. Namun, sudah menjadi
human nature bagi orang Indonesia untuk mencari hal yang negatif daripada yang positif.
Yuk menyaring video games dan pilih video games yang baik. Kamu bisa menyebarkan energi positif dari permainan-permainan tersebut.
(rkh/rkh)