Michigan, CNN Indonesia -- Di kelas English 10 ku di Benzie Central High School, Michigan, Amerika Serikat, kami membaca memoar ‘The Glass Castle’ karya Jeanette Walls. Memoar ini mengisahkan kehidupan Jeanette di keluarga penuh dengan turbulensi. Mereka selalu hidup dalam garis kemiskinan, tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ayahnya adalah seorang alkoholik dan tidak memilki pekerjaan tetap. Ibunya memiliki gelar sarjana, namun ia memilih untuk tidak bekerja dan mengejar
passion-nya di dunia seni. Mengejar
passion memang bagus, tapi bukan berarti lepas tanggung jawab sebagai ibu.
Ia memiliki 3 saudara. Jeanette menuliskan kisah hidupnya bagaikan petualangan seru dengan keluarganya. Aku sebagai pembaca saja geleng-geleng membacanya. Untung saja menuju akhir cerita masa depannya mulai cerah. Ia berani meninggalkan orang tuanya dan pergi ke New York City untuk mengejar potensinya sebagai reporter. Kini ia sukses menjadi reporter dan memiliki apartemen di Park Avenue, New York City.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jeanette memilih untuk memiliki hidup yang lebih baik. Lepas dari pengaruh lingkungan yang negatif, berjalan melawan keadaan dan menjadi orang yang sukses.
Memoar ini mengajarkanku bahwa hidup adalah pilihan. Setiap pilihan akan membawa menuju konsekuensi baru.
Sebagai pelajar Rotary Youth Exchange Program, merupakan pilihan untuk tetap mentaati peraturan 4 D (
no drinking, drug, dating, driving). Memang sih, mentaati peraturan tersebut
is a must. Kalau melanggar langsung dipulangkan.
Despite lingkungan sangat tidak mendukung untuk melanggar. Kalau dasarnya pingin
broke the rule,
well somehow there will be away to hide it. Tidak perlu sebut nama, tetap saja ada orang yang coba-coba.
It’s their choice apakah mereka siap dengan konsekuensi dari tindakan mereka.
As we know, drug cause addiction.
Are you ready to face the fact coming back from exchange menjadi drug addicted?
Not for me. Kalau mereka jarang mau
hang out sama aku karena aku tidak mau melanggar peraturan,
well itu pilihan mereka. Aku tidak mau demi dapat ‘cap keren’ aku harus melanggar peraturan. Lebih baik
having a really great me time daripada
hang out sama mereka ditemani dengan ‘
something that you know defintely destroy your self’.
Jauh dari keluarga membuatku tertantang dan membuktikan sesuatu. Menjadi siswa berprestasi baik akademik; menjadi
top student, meraih GPA nyaris sempurna dan prestasi non akademik; bidang olah raga, ballet, biola dan theater, saat aku jauh dari orang tua merupakan pembuktian bahwa aku bisa melakukan sesuatu hal baik saat jauh dari mereka. Kepuasannya berbeda.
Dan aku tahu pasti itulah cara terbaik untuk membuat orang tuaku bangga dan tersenyum atas semua pencapaianku.
Berada jauh dari orang tua yang biasanya memberi wejangan memang memberikan kebebasan. Kembali lagi, terserah pada setiap individu untuk menggunakan kebebasan tersebut. Orang tua memang perlu mengarahkan, memberi pandangan mengenai suatu keputusan.
But, orang tua tidak bisa memaksakan suatu pilihan. Tapi kesadaran tentang konsekuensi suatu tindakan perlu dimengerti.
1 Juni adalah hari anak internasional. Semoga di masa modernisasi ini banyak anak muda dapat memutuskan pilihan cerdas.
As the quote that I found in instagram, “
Every morning you have two choices : continue to sleep with your dreams, or wake up and chase them”.
Michigan – USA 1 Juni 2016
(ded/ded)