Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy membuat peraturan baru yang cukup kontroversial. Tentang penerapan sistem Full Day School untuk pendidikan dasar, dari SD sampai SMP.
Alasannya? Agar terbentuk karakter anak didik yang tidak 'liar' di luar sekolah.
"Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi 'liar' di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja," kata Mendikbud di Malang, seperti dikutip CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini menurut saya sudah hampir seperti full day school. Anak masuk sebelum jam 7 dan selesai waktu belajar di sekolah jam 2 siang. Itu belum termasuk pemantapan, kalau dia siswa kelas 6 SD atau 3 SMP.
Ada banyak hal yang membuat peraturan ini berat. Tapi yang paling adalah, Indonesia yang begitu luas.
Sabang sampai Merauke, sekian puluh ribu pulau berjajar, sekian puluh ribu pula sekolah di sana. Lalu ini akan diterapkan?
Banyak anak di daerah yang harus berjuang untuk masuk sekolah. Bukan melawan rasa malas seperti anak di perkotaan, tapi infrastruktur yang tidak memadai. Tidak jarang kita sering mendengar kabar, bagaimana siswa SD menyebrang sungai dengan rakit untuk sekolah. Berjalan sekian kilometer untuk mendapat ilmu.
Selain memberatkan anak, orang tua pun akan terkena dampaknya. Biaya sekolah akan semakin berat, karena penambahan jam mengajar guru.
Misalkan memang ini hanya diterapkan di kota besar, tetap harus ada penanganan yang baik dan tidak memberatkan orang tua. China menerapkan ini dengan beberapa kelebihan, seperti jam tidur siang siswa.
Jangan lupa, Pak Menteri, Indonesia itu luas dan masyarakat kita sangat majemuk. Tidak bisa langsung pukul rata.
(ded/ded)