Soal yang Sulit Membantu Anak dalam Menyelesaikan Masalah?

Riska Herliafifah | CNN Indonesia
Jumat, 19 Agu 2016 13:19 WIB
Fred Phillips, dari University of Saskatchewan di Kanada berpikiran bahwa peran guru adalah membuat topik yang sulit dan membuat mereka merasa mudah.
Ilustrasi belajar di kelas (CNN Indonesia/Gautama Padmacinta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sering merasa bingung ketika mengajarkan materi yang cukup sulit pada anak? Sebagai guru, jangan langsung membuat cara mudahnya. Sebuah penelitian di Kanada menyebutkan, kesulitan akan membantu dalam menyelesaikan masalah dan memberi pembelajaran yang bermakna untuk anak.

Fred Phillips, dari University of Saskatchewan di Kanada berpikiran bahwa peran guru adalah membuat topik yang sulit dan membuat mereka merasa mudah.

"Meskipun cara mudah itu langsung melekat, tapi sebenarnya tidak bertahan lama pada memori anak," kata Phillips.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim peneliti mengamati, membuat soal akuntansi sederhana tidak membantu siswa seperti halnya membuat soal yang sama sulit.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari konsep ini, peneliti mengajak 170 mahasiswa bisnis untuk mengambil bagian dalam studi ini.

Satu kelompok diberi serangkaian soal akuntansi berturut-turut. Setiap kelompok berikutnya: pada dasarnya mereka pelajari A, kemudian B, dan kemudian C dalam pola dikelompokkan.

Kelompok lain menerima soal mana A, B dan C disajikan dalam urutan non-dikelompokkan (ABCABCABC). Kelompok ini tidak berlatih A, B atau C dalam urutan berturut-turut dan siswa membutuhkan waktu lebih lama untuk memecahkan masalah.

Teorinya adalah bahwa perjuangan mengarah ke koneksi jangka panjang di memori yang tidak akan menurunkan dari waktu ke waktu, Phillips menyatakan.

Segera setelah latihan soal, kelompok pertama bisa mengerjakan soal lebih cepat dan mencetak sekitar 8 persen lebih tinggi daripada yang lain.

Mereka menguji siswa sekali lagi, kali ini seminggu kemudian.

Yang cukup menarik, skor kelompok pertama turun secara signifikan dibandingkan dengan nilai sebelumnya (penurunan 27 poin), sedangkan skor kelompok kedua turun pada rata-rata dengan hanya empat persen.

"Kesulitan Diinginkan kontribusi untuk belajar bermakna," Phillips menyimpulkan. (rkh/rkh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER