Jakarta, CNN Indonesia -- Halo apa kabar di sana. Indonesia itu memiliki maestro di bidang seni gambar atau seni lukis, antara lain: Raden Saleh, Afandi, Soedjojono, Basuki Abdullah, dan masih banyak lagi.
Melukis atau menggambar adalah dua istilah sama dalam tindakan visual. Bisa di atas kertas, batu, kain, kanvas (berbentuk kain berserat tebal berlapis), genteng, gentong, kendi, cangkir, tas, sepatu, topi, kaca dan lain sebagainya.
Menggambar sketsa rumah misalnya, adalah meniru objek rumah secara cepat dan singkat bergaris bebas berdasarkan teknis dan perasaan atau ekspresi estetis. Bisa juga dari hasil imajinasi positif sesuai keinginan dikau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat dari sisi seni arsitektur, gambar sketsa ialah gambar perencanaan/rancangan/desain. Dengan kata lain, melukiskan objek untuk menjadi wujud aslinya secara teknik bergaris teratur dan terukur (geometri).
Di dalam seni lukis ada bentuk lukisan yang disebut
geometric abstraction. Seperti karya pelukis Piet Mondrian dari Belanda.
Pada masa perkembangan sejarah seni sedunia, seni gambar atau seni lukis memiliki mazhab berdasarkan keyakinan senimannya atau berdasarkan nilai dari ahli kritik seni atau kurator seni. Antara lain:
Abstract,
Cubism,
Expressionism,
Impressionism,
Naturalism,
Realism,
Surrealism.
Penjelasannya sebagai berikut:
Abstract: Menggambarkan atau melukiskan objek tertentu secara simbolis tidak berbentuk secara harfiah. Lahir berdasarkan teknik abstraksi dan perasaan estetis pelukisnya. Semisal mengambar komposisi warna saja dalam satu bidang, atau objek tertentu diabstraksikan oleh pelukisnya.
Cubism: Menggambarkan atau melukiskan objek dengan mengutamakan pemecahan bentuk menjadi bidang bersiku-siku tersusun secara teratur atau berselingan, berdasarkan teknik dan perasaan estetis pelukisnya. Semisal mengambar orang dalam bentuk bidang-bidang bersiku tersusun atau acak terkesan berdimensi.
Expressionisme: Menggambarkan atau melukiskan objek dengan cepat berdasarkan teknik dan perasaan/ekspresi estetis pelukisnya. Menghasilkan bentuk gambar bersifat ekspresif. Semisal menggambar sketsa pohon atau orang sebagai objek.
Impresionisme: Menggambarkan atau melukiskan kesan dari objek, dilahirkan pelukisnya berdasarkan teknis dan perasaan estetisnya. Semisal mengambar kesan pohon seperti di balik kabut.
Naturalisme: Menggambarkan atau melukiskan kebenaran fisik dan alam seperti objek sesungguhnya berdasarkan teknik dan perasaan estetis pelukisnya. Semisal Pak Tani sedang duduk dengan latar belakang pemandangan sawah dan pegunungan.
Realism: Menggambarkan atau melukiskan seperti aslinya berdasarkan teknik dan perasaan estetis pelukisnya. Semisal melukis potret.
Surrealism: Mengambarkan atau melukiskan ruang plus objek, menggabungkan dalam komposisi bebas super-imajinatif berdasarkan teknik dan perasaan estetis pelukisnya. Semisal di tengah Gunung Krakatau tumbuh bunga raksasa, sekitar langitnya terlihat planet-planet, di antara planet dan bunga raksasa ada dikau naik sepeda terlihat kecil banget. Tepatnya, mazhab
surrealism menciptakan gambar atau lukisan dalam ranah khayali, tapi wajib positif ya.
Nah ini dulu ya. Masih banyak mazhab lainnya dalam kurun waktu sejarah seni lukis Indonesia dan dunia.
Untuk melihat gambar atau lukisan seperti mazhab atau aliran di atas, berkunjunglah ke Museum Seni Rupa dan Keramik Indonesia di Jakarta-Kota Tua, atau ke Galeri Nasional Indonesia, yang letaknya berhadapan dengan Stasiun Gambir Jakarta.
Jika ingin menjadi ahli seni apapun, tetap dibutuhkan pendidikan dasar, SD, SMP, SMA, untuk menuju jenjang akademis.
Semisal dikau bercita-cita menjadi Polisi, TNI atau Dokter, misalnya, tapi dikau menyadari memiliki talenta melukis, menggambar ataupun membuat seni patung, sila belajar dengan ahlinya, bisa di rumah atau bersama guru seni di sekolah.
Umpama lagi, dikau mau belajar sendiri atau
self-taught. Bisa mulai dengan melihat objek positif apa saja, mengambar apa saja sesuka hati dikau. Semakin bervariasi objek positif dikau gambar semakin baik. Termasuk melengkapi pustaka pribadimu dengan update buku-buku tentang seni.
Jika memilih
self-taught, lupakan dulu mazhab atau aliran. Mengalir saja mengambar saja, apapun hasil gambarmu (dalam segi positif ya) atau lukisan dikau itu, biarkan para ahli seni kelak akan menentukan gambar atau lukisan dikau termasuk jenis mazhab apa.
Jika sejak awal dikau telah memilih mazhab atau aliran lukisan dan terus memperdalam pengetahuan melukismu, juga boleh kok.
Yang penting, kegiatan senimu dilakukan setelah jam belajar sekolah dan mendapat restu Bunda dan Ayah. Semoga bermanfaat. Salam Indonesia Unit.
(ded/ded)