Jakarta, CNN Indonesia -- Dua belas unit komputer terpajang lusuh di sebuah laboratorium di salah satu sekolah negeri ujung barat Indonesia.
Bukan karena siswanya tidak tertarik belajar tentang komputer. Alasan yang disampaikan oleh pihak sekolah adalah karena tidak ada aliran listrik untuk menyalakan komputer tersebut di siang hari. Karena keterbatasan pasokan solar, sekolah dan penduduk sekitarnya hanya bisa menikmati listrik pada malam hari.
Situasi di atas tentu saja bisa dialami oleh sekolah-sekolah lain di Indonesia. Kondisi yang serba terbatas ini kadang menjadi alasan bagi guru atas tidak optimalnya proses pengajaran dan pembelajaran di kelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, sarana belajar ditempatkan sebagai penunjang proses pembelajaran. Ada atau tidak ada sarana penunjang, proses pembelajaran harus tetap dijalankan. Di sinilah tantangan seorang guru untuk kreatif. Kreatif dalam melahirkan ide-ide pengajaran dan pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta didiknya.
Menyadari generasi terbaik senantiasa dilahirkan dari pengajaran guru terbaik, Sekolah Guru Indonesia menginisiasi lahirnya Guru 3P: Pendidik, Pengajar dan Pemimpin. Untuk melahirkan guru terbaik, SGI merancang program pembinaan calon guru selama tiga bulan.
Setelah melewati masa pembinaan, calon guru tersebut akan ditempatkan di wilayah 3T (Terpencil, Terluar, dan Terasing). Penempatan para guru di wilayah 3T dilingkupi dengan keterbatasan pada sarana belajar, yang mungkin sama atau bahkan jauh lebih “mengenaskan” kondisinya ketimbang cerita di sekolah pada awal tulisan ini.
Di sinilah guru-guru SGI diasah kreativitasnya. faktor “The Power of Kepepet” membuat kreativitas mereka terasah dengan baik.
Kreativitas guru-guru SGI selama penempatan tersebut dituangkan dalam buku "Kreasi Penerang Guru Seberang". Membaca buku ini, menyiratkan pesan bahwa keterbatasan bukan berarti menjadi penghalang. Keterbatasan adalah sebuah tantangan, dan mendorong untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
(ded/ded)