Ular Tangga untuk Tuna Netra, Karya Inovatif Anak SD Ini

CNN Indonesia
Kamis, 06 Okt 2016 07:41 WIB
Anak-anak penyandang tuna netra tak punya banyak pilihan permainan. Sepasang anak SD ini pun menciptakan permainan papan ular tangga untuk mereka.
Hanun Dzatirrajwa siswi kelas 4 SD IT Bina Amal Semarang dan saudari sepupunya, Izza Aulia Putri Wibowo yang duduk di kelas 5 SD IT Al Islam Kudus, menjadi finalis National Young Inventors Award 2016 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia karena membuat ular tangga untuk anak-anak tunanetra. (CNN Indonesia/Fitri Chaeroni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia anak adalah dunia bermain. Setiap anak memiliki hak untuk mendapat waktu bermain. Termasuk anak-anak yang tuna netra. Meskipun mereka memiliki kekurangan di penglihatan mereka, bukan berarti mereka tidak bisa bermain layaknya anak normal lainnya.

Namun, ketersediaan mainan untuk anak tuna netra masih terbatas. Hal tersebut melatarbelakangi Hanun Dzatirrajwa siswi kelas 4 SD IT Bina Amal Semarang dan saudari sepupunya, Izza Aulia Putri Purwanto yang duduk di kelas 5 SD IT Al Islam Kudus, untuk membuat mainan yang ditujukan untuk anak-anak tuna netra.

Dengan bimbingan orangtua yang juga guru, akhirnya mereka memiliki ide untuk membuat permainan ular tangga untuk anak tuna netra. Ular tangga adalah permainan kegemaran mereka berdua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prototype awal menggunakan bahan dasar kayu tripleks untuk papan permainan. Seperti permainan ular tangga biasa, di sana terdapat blok-blok dari angka 1 sampai 45.

Yang berbeda adalah angka di permainan ini menggunakan angka braille yang dicetak timbul menggunakan kertas karton tebal. Dan pastinya disertai dadu serta pion. Dadu ini juga dilengkapi angka braille di permukaannya. Dan dadu ini akan menghasilkan suara ketika dilempar. Ini akan membantu anak tuna netra mengetahui apakah dadu sudah berhenti dan di mana letaknya.

Cara bermainnya pun sama dengan ular tangga biasa. Setiap pemain memiliki pion dan melempar dadu bergiliran.

Untuk prototype kedua, produk ini semakin disempurnakan. Papan tak lagi menggunakan triplek, melainkan logam. Dan pionnya sendiri dilengkapi magnet. Itu akan membuat permainan ini dapat dimainkan dalam posisi horisontal maupun vertikal. Tak takut pion akan jatuh karena sudah ada magnetnya.

Mereka ingin sekali memperbanyak permainan ini dan membagikannya ke anak-anak tuna netra. Tapi mereka tak ingin menjualnya untuk kepentingan komersil. “Tapi jika ada donatur yang ingin menyumbangkan, satu unit permainan akan kami hargai 20 ribu rupiah,” kata Hanun.

Hasil inovasi mereka ini mengantarkan mereka menjadi finalis ajang National Young Inventors Award 2016 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan atau LIPI. Mereka juga meraih predikat Favourite Inventor dalam ajang itu.

Ini merupakan ajang kompetisi hasil penemuan siswa umur 8-18 tahun yang mempunyai sifat untuk memudahkan dan mendukung suatu pekerjaan/kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, tau memiliki sifat menghibur dan menyenangkan dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER