Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi yang suka nonton drama Korea atau China, pasti sangat mengenal dengan alat makan satu ini? Mungkin kamu juga suka menggunakannya saat makan mi ayam atau mi instan, bukan? Itu adalah sumpit.
Sumpit ternyata diciptakan sekitar 4.000-5.000 tahun yang lalu di China. Versi awal sumpit digunakan untuk memasak. Salah satu faktor yang memberikan kontribusi sampai digunakan untuk alat makan adalah ledakan populasi di seluruh negeri.
Ledakan populasi membuat sumber daya untuk memasak jadi berkurang. Orang-orang kemudian memotong makanan mereka kecil-kecil supaya lebih cepat matang dan itu cocok untuk sumpit. Saat itu sumpit terbuat dari bahan yang murah dan mudah dibuatnya.
Penurunan popularitas pisau sebagai alat makan, seperti di barat sana, juga menandakan peningkatan penggunaan sumpit. Ini juga dapat dikaitkan dengan ajaran Konfusius, yang adalah seorang vegetarian. Dia percaya bahwa pisau tidak sesuai untuk makan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam waktu sekitar satu abad, sumpit telah bermigrasi ke negara-negara Asia lainnya, seperti Jepang, Korea dan Vietnam. Sumpit di Jepang awalnya digunakan hanya untuk upacara keagamaan. Terlepas dari perbedaan mereka, sumpit tetap populer di beberapa negara di Asia dan masih merupakan alat makan utama.
Sumpit biasanya terbuat dari bahan-bahan murah, seperti bambu. Namun, sumpit perak kemudian kadang-kadang digunakan selama masa kekaisaran di China untuk mencegah keracunan makanan. Mereka percaya bahwa jika terdapar racun dalam makanan, seperti sianida atau arsenik, maka sumpit perak akan berubah jadi hitam.
Faktanya sebetulnya tidak begitu ya. Peralatan makan perak hanya akan bereaksi dengan bawang putih, bawang merah, dan telur busuk. Semuanya mengeluarkan hidrogen sulfida yang bereaksi dengan perak. Sehingga perak akan berubah warna.
(ded/ded)