Jakarta, CNN Indonesia -- Airbus mengumumkan 5 finalis kompetisi inovasi dirgantara Fly Your Ideas 2017 dan tiga mahasiswa asal Indonesia termasuk ke dalamnya. Mahasiswa asal Indonesia itu bergabung dalam tim PassEx, yang beranggotakan tiga mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di IAE Toulouse, ISAE Supaero dan Ecole Nationale de l'Aviation Civile (ENAC) Perancis.
Mereka adalah Raisa Rico dari IAE Toulouse (
Team leader), Mukhtar Amin dari ISAE Supaero, dan Dicky Adhitya Dwiantoro dari Ecole Nationale de l'Aviation Civile (ENAC). Mereka menawarkan aplikasi
mobile bernama Compact Luggage Strategy (CLS).
CLS adalah sistem
boarding yang revolusioner sebab menggunakan aplikasi
mobile real-time untuk mengecek status
boarding penumpang berdasarkan ukuran bawaan mereka. CLS menjawab persoalan dalam penyimpanan barang bawaan penumpang di kabin. Aplikasi ini memungkinkan penumpang terdistribusi di pesawat berdasarkan ukuran barang bawaan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelima finalis adalah hasil seleksi terhadap 350 pengirim aplikasi pada kompetisi yang digelar Airbus khusus untuk kalangan mahasiswa ini. Kompetisi ini digelar bekerjasama dengan UNESCO.
Kelima finalis menawarkan konsep yang radikal untuk dunia penerbangan. Ide-ide mereka diciptakan untuk menjawab salah satu dari lima tantangan yang diidentifikasi oleh Airbus, yaitu menyediakan solusi masa depan berkelanjutan.
Mereka mewakili sembilan kebangsaan dan delapan universitas dari Afrika, Eropa, dan Asia Pasifik. Mereka yang berkompetisi memperebutkan hadiah sebesar 30.000 euro, juga menggambarkan perbedaan latar belakang keilmuan. Ada yang dari ilmu alam sampai teknik dan bisnis.
Kelima tim akan terbang ke Toulouse, Prancis, di mana mereka akan menghabiskan waktu sepekan di fasilitas Airbus ProtoSpace, untuk membuat purwarupa, menguji, dan memvisualisasikan ide mereka menggunakan peralatan canggih yang ada di sana.
Pada akhirnya, para finalis akan mempresentasikan proyek inovatifnya di hadapan para pakar Airbus dan dunia penerbangan dunia. Pemenangnya diumumkan pada 17 Mei 2017 di Toulouse.
Inovasi yang ditawarkan tim lain adalah: tim SkyVision dari Universitas Surrey, Inggris, menawarkan konsep Airborne Earth Observation.
Ini adalah konsep radikal yang mengubah pesawat komersial menjadi alat pengobservasi Bumi. Caranya dengan menginstalasi peralatan di tubuh pesawat untuk memonitor aktivitas di permukaan tanah saat penerbangan. Ini adalah alternatif untuk penginderaan satelit. Ini membuka peluang baru bagi analisis ekologi dan perencanaan perkotaan.
Tim Nevada dari Universitas Obafemi Awolowo dari Nigeria menawarkan sistem
taxiing yang menggunakan sensor dan algoritma untuk melakukan otomatisasi Ground Traffic Control, baik di menara pengawas dan di pesawat. Ini secara signifikan memperbaiki lalu lintas pesawat di bandara dan mengurangi emisi.
Adapun tim DAELead dari Universitas Hong Kong membuat Private Stowage Compartment. Ini adalah desain kabin yang pintar yang menempatkan sebuah Private Stowage Compartment (PSC) di bawah tempat duduk penumpang. Ini memanfaatkan ruang antara lantai kabin dan bagian atas kargo.
Tim Aquarius dari Institut Teknologi Royal Melbourne, Australia, mendesain A400M Aerial Firefighting Platform. Ini adalah solusi menghadapi kebakaran, yang menggabungkan antara sistem modular memakai kontainer pemadam api bertekanan yang fix dengan palet yang bisa diisi dengan cepat, pada pesawat Airbus A400M. Tujuannya untuk menghasilkan
platform penanganan api di udara yang bisa digunakan untuk menghadapi kebakaran hebat.