Bandung, CNN Indonesia -- “Kamu tidak memilih keluargamu. Mereka adalah hadiah Tuhan untukmu, sebagaimana dirimu bagi mereka”. - Desmond Tutu
Ketika berbicara mengenai pendidikan maka akan memiliki berkorelasi dengan keluarga. Keluarga merupakan ruang utama sekaligus substansial dalam mencetak anak yang siap terjun ke dunia luar, salah satunya dalam menjalani proses pendidikan. Peran orangtua di sini adalah yang utama sekaligus pertama bagi seorang anak. Oleh karena itu, sebelum berbicara bagaimana menguatkan pendidikan bagi anak sedini mungkin maka kita perlu mambahas bagaimana cara orangtua untuk memahami dan memperlakukan seorang anak.
Sebagai orangtua perlu memahami beberapa hal yang nantinya dijadikan semacam amunisi bagi anak saat menghadapi dunia pendidikan baik secara formal maupun informal. Hal yang perlu disadari oleh orangtua yakni memahami bagaimana pendidikan secara substansial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini merupakan hal yang sangat penting karena sistem pendidikan di Indonesia menuntut seorang anak untuk bersaing secara akademik melalui persaingan nilai. Namun, kerap melupakan makna dari pendidikan itu sendiri. Sejatinya pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mengajarkan dan melahirkan seorang individu yang berkarakter dan memiliki kemampuan untuk pada akhirnya memberikan manfaat bagi sesama.
Justru substasial karakter inilah yang menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia. Tak ayal, banyak sekali pejabat atau korporat-korporat yang notabene mengenyam pendidikan tinggi namun justru melakukan tindakan korupsi. Hal ini patut menjadi pertanyaan terkait bagaimana sistem pendidikan di Indonesia dalam mendidik generasi bangsa. Terlihat bahwa krisis integritas menjadi pekerjaan rumah dan perlu dipahami oleh orangtua untuk menanamkan pendidikan berkarakter sedini mungkin.
Untuk itu, keluarga perlu memberikan atmosfer positif kepada anak melalui beberapa hal di antaranya: kasih sayang, dukungan dan pembiasaan prilaku baik, pemenuhan hak gizi anak, hingga memahami kecerdasan dan karakter anak. Hal-hal sederhana tersebut bisa menjadi semacam bekal bagi si anak yang akan mendukung perkembangan dan pertumbuhan diri dalam melakukan segala aktivitas termasuk aktivitas pendidikan di dalamnya.
Pertama, atmosfer positif yang dimaksud adalah orangtua harus memberikan kasih sayang yang cukup dan baik bagi si anak. Hal tersebut bisa ditunjukkan dalam bentuk perhatian yang bertanggungjawab. Bahkan ketika terdapat konflik dalam keluarga, orangtua harus bisa menanggulanginya dengan tetap terus memberikan pengertian positif bagi si anak. Jangan sampai konflik yang ada bisa membuat seorang anak terpojokkan atau merasa tidak dberikan kasih saying. Pemberian kasih sayang sendiri secara psikologi dapat membuat seorang anak lebih optimis dalam menjalani segala aktivitasnya.
Selanjutnya, kasih sayang pun bisa ditunjukkan lewat pemberian dukungan dan pembiasaan prilaku yang baik terhadap anak. Seorang anak tentunya memiliki keinginan pada dirinya masing-masing. Dalam hal ini orangtua perlu mengarahkan anak dengan baik dan memberikan dukungan terhadap hal-hal yang memang membuat seorang anak bisa berkembang, entah dalam hal akademik maupun non akademik. Pembiasaan prilaku yang baik pun dapat dilakukan dengan orangtua yang memberikan contoh atau sosok teladan.
Memberikan contoh pembelajaran menjalankan peran masing-masing dengan baik sesuai tugas sebagai ayah (pimpinan), ibu dan anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Hubungan orang tua dan anak sangat mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa anak kepada pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik, karena anak mempunyai kesempatan yang baik untuk tumbuh berkembang.
Hal lain yang tak kalah penting yakni dengan memberikan pemenuhan hak gizi anak. Tak dapat dipungkiri bahwa pemenuhan gizi bagi seorang anak akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya. Hal ini yang kerap dilupakan oleh orangtua di Indonesia mengenai pemenuhan gizi yang baik bagi anak. Pemenuhan gizi 4 sehat 5 sempurna adalah sebuah keharusan agar mendukung perkembangan serta pertumbuhan tubuh yang memiliki korelasi dengan kesiapan mental bagi seorang anak.
Memahami kecerdasan dan karakter anak menjadi poin utama yang mampu menguatkan bagi pendidikan seorang anak. Perlakuan orangtua yang sesuai dengan karakter anak yakni dengan memahami kecerdasan anak dan perbedaan individu.
Bila melihat pada teori Kecerdasan Majemuk dari Profesor Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences, menjelaskan bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu kecerdasan hingga puncak. yaitu kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/ matematika, kecerdasan spasial/visual, kecerdasan tubuh/kinestetik, kecerdasan musical/ritmik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan spiritual.
Orangtua perlu memahami bahwa setiap anak memiliki kecerdasannya masing-masing. Kemampuan secara sederhana dapat diartikan sebagai kecerdasan. Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam berbagai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas. Lebih jauh lagi kemampuan juga meliputi kapasitas individu untuk memahami tugas, menemukan strategi pemecahan yang cocok, serta prestasi individu dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.
Untuk itu, tidak bisa disamakan indikator kecerdasan antara satu anak dengan lainnya. Apalagi melihat dengan sistem pendidikan di Indonesia yang seolah menggiring kecerdasan diukur dari persaingan ranking di kelas saja. Lebih dari itu kecerdasan memiliki jenisnya masing-masing. Dengan memahami kecerdasan pada anak akan membantu orangtua dalam memahami dan mengarahkan seorang anak dalam meraih impiannya lewat pendidikan.
Untuk memahami perbedaan karakter dan kecerdasan pada seorang anak, orangtua bisa mulai membaca referensi terkait dengan psikologi pendidikan. Di dalam psikologi pendidikan turut dipaparkan hal-hal seperti perbedaan karakter individu, perbedaan kemampuan dan kecerdasan hingga pola asuh orangtua terhadap anak. Hal-hal ini memberikan pengetahuan terhadap orangtua dalam mendidik seorang anak yang kemudian akan bermanfaat terhadap penguatan pendidikan anak yang tepat dan baik.
Sudah seyognyanya disadari bahwa keluarga ibarat pupuk yang akan menentukan bagaimana tumbuh dan kembang sebuah tumbuhan, begitupun dengan seorang individu. Pendidikan di keluarga sedini mungkin dengan tepat dan baik akan mampu memberikan kontribusi untuk lahirnya generasi muda yang mampu bergerak dan bermanfaat dengan kecerdasan dan kemampuannya masing-masing. Oleh karena itu, pendidikan memang hal yang sangat kompleks sekaligus penting. Lebih dari itu, substansi pendidikanlah yang perlu menjadi pembenahan dan perbaikan terutama di ranah keluarga. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu melahirkan generasi bangsa yang berkarakter dan berintegrasi.
Hilda Julaika
Mahasiswa Prodi Ilmu Jurnalistik, Fikom, Universitas Padjadjaran.