Beasiswa, Akses ke Mimpi Masa Depan

CNN Indonesia
Jumat, 12 Mei 2017 15:15 WIB
Beasiswa menjadi salah satu cara mahasiswa untuk membantu melanjutkan studi. Tapi sering kurang sosialisasi.
Mahasiswa berburu beasiswa (Foto: Dok.Djarum)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beasiswa menjadi salah satu cara mahasiswa melanjutkan studi menuju jenjang berikutnya dalam bangku perkuliahan. Banyak beasiswa yang diberikan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Namun, banyaknya beasiswa yang ditawarkan tidak disertai dengan sosialisasi beasiswa tersebut.

Melihat permasalahan ini, Himpunan Mahasiswa Geologi Universitas Padjadjaran menyelenggarakan acara Seminar dan Expo Beasiswa di Bale Santika, Unpad Jatinangor, baru-baru ini.

Jam menunjukkan pukul 8 pagi, 150 peserta dari berbagai Universitas tak hanya dari Unpad datang untuk mendapatkan informasi mengenai Beasiswa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesampainya di sana, saya melakukan registrasi peserta dengan menunjukkan identitas sesuai dengan yang telah diregistrasi online sebelumnya. Saat memasuki ruangan seminar, terlihat pada kursi baris depan telah dipenuhi peserta seminar. Terpaksa saya duduk pada baris tengah ditemani dengan satu kotak makanan ringan dan air mineral.

Saya pernah menghadiri acara yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Geologi sebelumnya. Setiap acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Geologi yang diadakan di dalam ruangan, selalu dibuka dengan penjelasan mengenai keselamatan jika terjadi peristiwa di luar dugaan seperti kebakaran dan gempa bumi yang dilakukan oleh Health and Safety Environment (HSE) Fakultas Teknik Geologi.

Penjelasan keselamatan meliputi apa yang harus dilakukan dan jalan keluar mana saja yang dapat digunakan seperti ketika terjadi kebakaran dan gempa bumi pada lokasi tersebut. Pemaparan yang dilakukan HSE mengenai keselamatan sangat bermanfaat jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.

Dengan tagline “Scholarship for Better Future” acara ini menghadirkan empat narasumber dari lembaga yang mengeluarkan beasiswa yang berbeda. Narsumber pada acara ini adalah Zahran W. Mardliyah selaku perwakilan PT Paragon Technology, Rininta Muthia selaku Awardee of XL Future Leaders, Sani Aryanto selaku Koordinator Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Bandung Raya, dan Nuffic Neso Indonesia.

Animo mahasiswa terhadap beasiswa cukup tinggi. Menurut Aton Patonah selaku Manajer Akademik Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, terdapat 800 pendaftar beasiswa dari Fakultas Teknik Geologi, yang mendapatkan beasiswa sebesar 50% dari pendaftar. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah baik yang mengajukan beasiswa maupun yang mendapatkan beasiswa.

Jalannya Seminar
Setelah semua peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan yang dilakukan ketua pelaksana, Ketua Himpunan Mahasiswa Geologi, dan Manajer Akademin Fakultas Teknik Geologi, Aiz Budhi selaku moderator dalam seminar beasiswa naik ke atas panggung untuk memandu jalannya seminar.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pertama diisi oleh PT. Paragon Technology dan XL Future Leader dan sesi kedua diisi oleh LPDP dan Nuffic Neso Indonesia. Sesi pertama seminar beasiswa ini lebih diperuntukan bagi mahasiswa pada jenjang strata satu untuk mendapatkan beasiswa. Beasiswa yang ditawarkan pada sesi pertama ini bukan berupa beasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya, melainkan beasiswa selama jenjang strata satu.

Seperti yang ditawarkan oleh Paragon yaitu beasiswa prestasi, pemberdayaan, dan tugas akhir. Sementara itu beasiswa yang ditawarkan XL Future Leader berupa pelatihan softskill guna membangun dan mengembangkan sikap kepemimpinan anak bangsa.

Saat jeda sesi pertama, para peserta dihibur dengan penampilan GIGOLOS. Walaupun namanya menyeramkan, tapi penampilan mereka sangat unik. GIGOLOS merupakan nama kelompok tari saman mahasiswa teknik geologi Unpad. Tari saman yang dilakukan bukanlah tari saman biasa, tari saman dikombinasikan dengan lagu-lagu milik mahasiswa geologi seperti “Simfoni 5” dan dengan pembawaan komedi membuat gelak tawa para peserta. Pada acara ini, terdapat 9 penari yang menghibur peserta ditengah jalannya seminar.

Setelah terhibur dengan penampilan GIGOLOS, seminar dilanjutkan dengan pemaparan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Nuffic Neso Indonesia. Berbeda pada sesi pertama, menurut saya beasiswa yang ditawarkan pada sesi kedua lebih diperuntukan bagi mahasiswa yang telah lulus baik strata satu maupun strata dua untuk melanjutkan studi kejenjang berikutnya. Walaupun dalam acara seminar ini lebih banyak dihadiri oleh mahasiswa pada jenjang strata satu, tetapi mereka semua ingin mengejar beasiswa tersebut dari sekarang. Seperti yang dikatakan Anas, mahasiswa jurusan Sejarah Unpad yang tertarik dengan LPDP setelah ia lulus nanti.

Terdapat perbedaan antara LPDP dengan Neso. Jika Neso hanya berfokus pada beasiswa yang diberikan jika ingin belajar ke negara Belanda. Sedangkan LPDP menawarkan beasiswa baik ke Eropa, Asia, maupun Amerika Serikat.

Untuk saat ini LPDP meyarankan untuk mengejar beasiswa ke Asia karena persaingan yang sangat ketat ketika ingin mendapatkan beasiswa di benua Eropa. Ditambah lagi biaya hidup jika mendapatkan beasiswa di Eropa jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan mendapatkan beasiswa di Asia. Menurut Sani, perbandingan biaya hidup seseorang di Eropa sama dengan biaya hidup 25 orang di Asia. Pada seminar kali ini juga dihadiri penerima beasiswa LPDP yang berasal dari Institut Teknologi Bandung, Herdis Haerusalam.

LPDP telah menyalurkan beasiswa kepada 16.295 penerima beasiswa hingga 28 Feburari 2017. Terdapat beberapa program beasiswa yang ditawarkan oleh LPDP yaitu magister atau doctoral, afirmasi, spesialis kedokteran, tesis atau disertasi, beasiswa presiden republik Indonesia, dan beasiswa unggulan dosen Indonesia. Yang menarik perhatian saya adalah adanya beasiswa afirmasi dimana para pelajar yang berasal dari daerah 3T yaitu tertinggal, terluar , dan terdepan (wilayah perbatasan Indonesia).

Adanya beasiswa afirmasi ini karena LPDP merupakan program yang dimiliki oleh Pemerintah lebih tepatnya Kementerian Keuangan. Dalam seminar ini, LPDP merupakan lembaga pemberi beasiswa yang berasal dari pemerintah.

Seminar ditutup dengan pemaparan Nuffic Neso Indonesia. Neso merupakan lembaga pemberi beasiswa bagi para pelajar yang ingin belajar ke Belanda. Seminar pada sesi ini semakin dimeriahkan dengan adanya bingkisan bagi para peserta yang mengajukan pertanyaan dalam sesi kali ini

Jalannya Expo
Setelah duduk selama 4 jam selama di Bale Santika, para peserta seminar dipersilahkan keluar untuk mengunjungi stand pengisi seminar. Disinilah perbedaan seminar beasiswa yang diadakan Himpunan Mahasiswa Geologi dengan tahun sebelumnya adalah diadakannya expo setelah acara seminar. Expo pada kali ini diisi dengan stand dari pengisi seminar yaitu Paragon, XL, LPDP, dan Neso Indonesia. “Expo diadakan karena ketika di dalam ruangan seminar para peserta tidak leluasa dalam bertanya sehingga kita sediakan waktu diluar acara seminar” ujar Muhammad Ghozi selaku ketua pelaksana Seminar dan Expo Beasiswa.

Dalam expo tersebut juga terdapat panggung yang terdapat satu set alat musik. Sembari mengunjungi stand lembaga pemberi beasiswa, para pengunjung juga dihibur dengan adanya penampilan dari Geovoice. Geovoice adalah kelompok musik yang berasal dari mahasiwa geologi. Tak lupa, untuk menarik minat diadakan pembagian hadiah bagi para pengunjung expo yang dapat menjawab pertanyaan dari panitia.

Rintik-rintik hujan menutup acara seminar dan expo beasiswa ini. Sebelum pulang, Herdis selaku penerima beasiswa LPDP memberi pesan kepada kita sebagai mahasiswa yang ingin melanjutkan studi yaitu harus berani mencoba dan bermimpi untuk mendapatkan beasiswa. Saya pun pulang dengan sejuta harapan untuk mendapatkan beasiswa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER