Mahasiswa Indonesia Capai Final Balap Mobil Hemat Energi

CNN Indonesia
Rabu, 31 Mei 2017 11:16 WIB
Tim mahasiswa Indonesia yang menjadi utusan Asia di ajang balap mobil hemat energi sedunia, akhirnya lolos ke final. Tapi mereka terhenti karena faktor cuaca.
Tim UNS Solo di Ajang Balap Mobil Hemat Energi 2017 (Dok. Shell Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim mahasiswa Indonesia yang menjadi utusan Asia di ajang balap mobil hemat energi sedunia, akhirnya lolos ke final. Tapi mereka terhenti karena faktor cuaca.

Indonesia mengutus Tim Bengawan 2 dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Tim ITS 2 dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya.

Mereka adalah dua dari tiga tim utusan Asia di ajang Shell Eco Marathon (SEM) Drivers’ World Championship (DWC) 2017 yang berlangsung di London, Inggris. Tim ketiga dari Asia adalah Filipina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di ajang yang berlangsung empat hari, 25-28 Mei 2017, tim Indonesia melaju ke Grand Final. Tapi tim Filipina gagal menyelesaikan tahap kualifikasi berupa uji rem dinamis (Dynamic Brake Test).
 
Kualifikasi pertama adalah inspeksi rinci terhadap 12 aspek teknis kendaraan. Tim Indonesia menyelesaikan babak ini dengan mulus. Kemudian mereka juga lolos dalam kualifikasi Dynamic Brake Test di mana kendaraan peserta harus melalui tahap uji dengan memacu kendaraannya hingga kecepatan maksimal 50 km/jam dan harus dapat dihentikan dalam jarak 20 meter.
 
Memasuki tahap qualifying lap yang prosesnya sama seperti qualifying lap pada balap mobil/motor, kendaraan tim satu persatu dihitung catatan waktu terbaiknya dalam satu lap untuk menentukan urutan race. Dalam tahap ini, kedua tim Indonesia telah mengerahkan upaya terbaiknya tapi harus puas di urutan buncit.  

“Kami masih penasaran sebelum bisa mengibarkan bendera merah putih di panggung Drivers’ World Championship. Kami memiliki keyakinan bahwa kami akan menjadi pemenang, meskipun kami mulai start di urutan paling belakang berdasarkan hasil qualifying laps,” ujar Bhima Poetra Perdana, Team Manager ITS Team 2.
 
Kerja keras dan keseriusan tim mahasiswa Indonesia ini mendapat apresiasi dari Darwin Silalahi, President Director & Country Chairman Shell Indonesia. “Saya sangat bangga melihat kegigihan, tekad dan semangat tim-tim mahasiswa Indonesia yang luar biasa tinggi,” ujarnya.
Tim ITS Surabaya di Ajang Balap Mobil Hemat Energi 2017. (Dok. Shell Indonesia)Tim ITS Surabaya di Ajang Balap Mobil Hemat Energi 2017. (Dok. Shell Indonesia)
Terhenti karena Hujan
 
Namun demikian, cuaca yang kurang bersahabat telah menghentikan aksi para pengemudi mobil UrbanConcept dari Asia, Amerika dan Eropa itu. Hujan turun justru pada babak final, yang dimulai pada sore hari.  Dengan pertimbangan faktor keselamatan para pengemudi, panitia akhirnya memutuskan untuk menghentikan balapan.
 
Aksi adu balap ini terhenti di lap ke-2 dari 4 lap yang direncanakan. Kendaraan dari 8 tim mahasiswa yang berkompetisi gagal menyelesaikan trek balap Queen Elizabeth Olympic Park yang ikonik di London dengan energi terbatas untuk melalui trek sepanjang 6,7 km dengan variasi ketinggian trek antara 3-12 m.
 
Panitia akhirnya memutuskan pemilihan pemenang berdasarkan hasil qualifying lap. Pemenang pertama adalah Saint Thomas Academy Experimental Vehicle Team Alpha (Amerika Serikat). Juara kedua adalah La Joliverie Polytech Nantes (Perancis) dan juara ketiga tim Knights 3 Alden-Conger High School (Amerika Serikat).
 
Tim mahasiswa Indonesia tetap bisa tersenyum karena ikut di kompetisi itu seperti mimpi yang jadi kenyataan. “Bisa bersaing hingga ke London, terasa seperti mimpi. Kalau kami tidak mengikuti kualifikasi untuk babak final Drivers’ World Championship, mungkin tidak akan pernah bisa berada di sini. Kami sangat berterimakasih kepada Shell atas kesempatan luar biasa yang telah diberikan kepada kami,” ujar Bhima Poetra Perdana, Manager of ITS Team 2.
 
Selama hampir seminggu berada di London, diakui Bhima telah memberikan beragam pengalaman kepada mereka. Mulai dari mempelajari tim-tim dari Eropa dan Amerika yang menjadi pesaing, membuat jejaring dengan tim-tim dari Eropa dan Amerika, merasakan pengalaman berkompetisi dengan bangsa lain hingga mempelajari bagaimana bangsa lain bekerja.
 
“Sepulangnya kami dari London, begitu banyak yang dapat kami ceritakan kepada teman-teman dan keluarga di Tanah Air. Kami yakin pengalaman ini juga akan sangat berguna bagi kami ketika nantinya menapaki karir. Ini sungguh merupakan pengalaman sekali seumur hidup. Kami yakin kami akan kembali lagi ke Final DWC dan menang!” ujarnya.

Pernyataan yang sama dilontarkan Muhammad Ivan Fadhil, Non-Technical Lead dari Bengawan Team (UNS). Dia merasakan sebuah pengalaman yang tak akan terlupakan, bisa bertanding dalam satu race track dengan tim-tim juara dari Eropa dan Amerika.
 
“Kami bangga bisa membawa nama almamater kami dan nama negara. Selama babak kualifikasi kami jalani, beberapa masalah teknis pada mobil terjadi namun kami dapat mengatasinya dan tetap berpikir tenang. Kami yakin kami dapat meraih yang terbaik. Kami memang kecewa karena tidak keluar sebagai pemenang di Drivers’ World Championship, namun kami tetap semangat dan kami yakin akan dapat kembali ke Final DWC di tahun depan!” katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER