Banda Aceh, CNN Indonesia -- Mahasiswa Unsyiah dari lintas prodi melakukan sosialisasi dan pemantapan pemahamanan mitigasi bencana tsunami kepada anak-anak tingkat sekolah dasar di Gampong Lampaseh, Kota Banda Aceh. Kegiatan yang dilakukan berdasarkan program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKM-M) ini dikenal oleh masayarakat dengan sebutan "Tsunami Survivor".
Gempa bumi dan tsunami Aceh 2004 tercatat sebagai gempa bumi dengan bidang rekahan/patahan (
rupture) terpanjang dalam sejarah gempa bumi yang tercatat oleh manusia. Rekahan/patahan sepanjang ±1600 Km dimulai dari epicenter gempa dekat pulau Simeulue dan menerus sampai ke kepulauan Andaman dengan kecepatan ±2 km/detik. Rekahan atau patahan yang panjang ini selesai dalam waktu ±10 menit dan menjadi sumber gangguan volume air laut yang selanjutnya menjadi sumber tsunami yang sangat besar (Kerry Sieh, 2007).
Peristiwa tsunami 12 tahun silam itu masih membekas di hati dan pikiran masyarakat Aceh, khususnya mereka yang tinggal di daerah pesisir. Tekanan psikis karena peristiwa tersebut banyak dirasakan oleh mereka yang terkena dampak tsunami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak-anak yang berada di bangku Sekolah Dasar pada saat ini belum merasakan dahsyatnya tsunami yang terjadi 12 tahun silam, sehingga tak jarang traumatik yang dialami oleh orangtuanya secara tak langsung berdampak pada tekanan psikis anak. Mereka seperti memiliki ketakutan tersendiri ketika gempa, dikarenakan kepanikan orangtuanya.
Hal inilah yang mendasari tim Program Kreatifitas Mahasiswa yang diketuai oleh Muhammad Maulana bersama dengan teman-teman dari jurusan Teknik Sipil (Arthika Putri Syahfani, Sectioly Sanra) dan jurusan Pendidikan Kedokteran (Muhammad Reinaldy) dengan bimbingan dari bapak Dr. Ir. Mohammad Afifuddin, M.Eng melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Gampong Lampaseh, guna menciptakan anak-anak yang tanggap dan mampu memahami mitigasi bencana tsunami tanpa bayangan trauma dari orangtua mereka.
“Upaya penanggulangan bencana telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga masyarakat dalam hal mitigasi bencana tsunami. Berbagai pengetahuan dan simulasi telah dilaksanakan sejak terjadi tsunami pada 12 tahun silam. Namun, hal tersebut belum berdampak banyak pada masyarakat. Hal ini terbukti pada 8 November 2015. Terjadi gempa dengan kekuatan 6,0 SR pada pukul 23.47 WIB, gempa yang berpusatkan di 127 derajat Barat Laut kota Sabang ini dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Kota Banda Aceh dan mengakibatkan kepanikan yang luar biasa. Kemudian gempa susulan dirasakan pada 9 November 2016 pukul 13.12 WIB dengan kekuatan 5,1 SR membuat masyarakat panik akan potensi tsunami, sehingga banyak orang yang berlarian ke jalan besar," kata Maulana.
Tentu saja kejadian tersebut berdampak pada mental anak-anak. Rata-rata anak yang duduk dibangku Sekolah Dasar di Kota Banda Aceh tidak merasakan gempa dan bencana tsunami yang telah terjadi 12 tahun silam. Namun, karena cerita dan sikap dari orangtua mereka, anak-anak juga merasa tekanan mental pada saat terjadi gempa bumi yang membuat sikap orangtuanya menjadi sangat panik.
Oleh karena itu, agar anak-anak tidak mengalami tekanan mental yang berkepanjangan, mereka perlu diberikan pemahaman dan pemantapan mitigasi bencana tsunami secara terperinci melalui program Tsunami Survivor yang digambarkan oleh karakter Nami dan Vivo sebagai anak yang menjadi survivor.
Hal ini turut menjadi perhatian semua kalangan dan juga para mahasiswa, untuk membuat suatu upaya pemantapan mitigasi bencana Tsunami yang di realisasikan dalam kegiatan program kreatifitas mahasiswa. Kegiatan ini didukung penuh oleh Universitas Syiah Kuala dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam upaya merealisasikan wujud pemantapan mitigasi bencana tsunami terhadap anak-anak di Gampong Lampaseh.