Plato, Pengolah Limbah Batik Buatan Mahasiswa UI

CNN Indonesia
Selasa, 22 Agu 2017 13:38 WIB
Plato diciptakan untuk membantu mengatasi kurangnya fasilitas pengolahan limbah batik di Pekalongan. Limbah masih dibuang ke sistem pengairan.
Ilustrasi membatik (Foto: Antara Photo/Rudi Mulya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kerajinan batik memang menghasilkan produk yang menarik. Tapi tidak dengan limbahnya. Tak jarang limbah batik dibuang ke sistem perairan yang dapat merusak lingkungan. Solusinya telah diciptakan oleh lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Kelima mahasiswa itu menciptakan Plato, sebuah alat pengolah limbah batik. Menariknya, alat ini sangat portabel sehingga mudah digunakan oleh pelaku industri batik untuk mendegradasi limbah batik secara optimal.
 
"Industri Batik Pekalongan menjadi salah satu daerah pengamatan kami. Di kota Pekalongan, jenis industri batik yang mendominasi adalah home industry, yang tersebar luas di berbagai bagian kota Pekalongan," kata salah seorang dari lima mahasiswa UI yang menciptakan Plato, Nur Sharfan di Kampus UI Depok, Senin (21/8) kemarin, seperti dikutip Antara.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Nur Sharfan dari Teknik Kimia, Ahmad Shobri dari Teknik Elektro, Fadhila Ahmad Anindria dari Teknik Kimia, Rickson Mauricio dari Teknik Kimia, dan Muhammad Akbar Buana dari Teknologi Bioproses.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sharfan mengatakan pertumbuhan dari industri batik Pekalongan tidak diiringi dengan sistem pengolahan limbah yang baik. Jumlah IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) komunal batik di Pekalongan baru ada tiga dengan kapasitas yang belum mampu menampung seluruh limbah produksi dari unit usaha batik.

Mengingat proses pengecatan dan pemberian warna pada kain menghasilkan limbah yang tidak sedikit jumlahnya dan berakhir dengan dibuang di sistem perairan setempat, maka mahasiswa itu mencoba mencari solusi akan masalah limbah tersebut.

“Alat yang kami ciptakan menggunakan teknologi elektrokoagulasi dan fotokatalis sehingga dapat mendegradasi limbah batik secara optimal,” katanya.

Di bawah bimbingan dosen Fakultas Teknik UI Prof Dr Ir Slamet MT., Plato menjadi sebuah prototipe alat pengolah limbah portable yang dirancang sedemikian rupa agar mudah digunakan oleh para pelaku home industry Batik. Dengan kombinasi metode elektrokoagulasi dan fotokatalis, unit ini dapat mengolah limbah jamak secara simultan, seperti limbah warna, limbah organik serta limbah logam berat.

Plato memiliki keunggulan di antaranya dapat digunakan secara mobile, dapat digunakan secara bergantian oleh tiap pelaku usaha dalam suatu kawasan tanpa harus mengumpulkan limbah hasil pencucian batik ke IPAL. “Dengan demikian, jumlah limbah yang dibuang ilegal ke sungai dapat berkurang,” kata Sharfan.

Diharapkan alat ini mampu memberikan alternatif pengolahan limbah batik sehingga dapat menjadi solusi akan keresahan masyarakat di sekitar sungai. Air bersih yang telah diolah dari teknologi ini berpotensi untuk bisa digunakan kembali pada proses produksi batik, dengan begitu penggunaan air pada proses produksi dapat mengalami peningkatan penghematan yang besar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER