Jakarta, CNN Indonesia -- Tahukah kamu
font bernama Helvetica? Sadar atau tidak, jenis huruf ini ada di sekitarmu: mulai dari layar komputer, papan iklan, bangunan, nama jalan, poster, dan sebagainya.
Tapi tahukah kamu kalau
font ini sudah tua usianya? Sejarahnya rumit dan ia diluncurkan pada 1957, tapi awalnya tak memakai nama itu.
“Ia dimulai dengan nama Neue Haas Grotesk,” tutur sejarawan desain Paul Shaw, seperti dikutip CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantaran nama itu kurang ‘menjual’, namanya diubah jadi Helvetica yang berarti Swiss dalam bahasa Latin, pada 1960.
Desain font ini sebetulnya tak orisinil. Dia diadopsi dari bentuk huruf di era 1896, yang disebut Standard di Amerika Serikat dan Akzidenz-Grotesk di Jerman.
Pencipta Helvetica, desainer grafis Max Miedinger dan atasannya, Eduard Hoffmann, menginginkan desain huruf yang netral dan serba guna. Ia harus memperlihatkan sisi modern dari sans-serif, tanpa fitur tambahan di akhir goresan, yang umum terjadi di dunia cetak.
Tampilannya yang kurang khas tidak hanya disengaja, tapi juga sangat penting. Desainer legendaris Massimo Vignelli yang memakai helvetica untuk sistem New York Subway, mengatakan dia berseberangan dengan mereka yangb menganggap huruf itu harus ekspresif.
Justru huruf yang sepertinya tanpa kepribadian seperti itulah yang diinginkan desainer dalam merancang permintaan perusahaan. Tak heran kalau
font ini banyak dipakai dalam nama atau logo perusahaan.
Beberapa contoh perusahaan yang memakai font ini adalah American Airlines, BWM, Fendy, Lufthansa, Mattel, Kawasaki, Tupperware, dan Verizon. NASA mencetak huruf ini di sisi pesawat ruang angkasa dan pemerintah AS mendesain ulang formulir pajaknya dengan huruf ini.
Apple memakai Helvetica pada iPhone awal dan iOS sampai 2015. Kantor berita CNN juga memakai saudara dekat font ini, yang disebut CNN Sans, pada artikel dan website CNN.
Sedang Microsoft menggunakan tiruan Helvetica yang disebut Arial pada sistem Windows-nya.