Jakarta, CNN Indonesia -- Perpustakaan Nasional RI telah memperbarui gedung fasilitas layanannya. Gedung yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (14/9), ini terbilang sebagai perpustakaan tertinggi di dunia.
“Perpustakaan Nasional ini dulunya hanya tiga lantai. Nggak ada yang mau datang ke sini, sekarang 27 lantai plus basement, jadi nggak kaget kalau gedung Perpustakaan Nasional ini tertinggi di dunia, untuk gedung perpustakaannya," kata Presiden, seperti dilansir Antara.
Gedung sudah digagas oleh Presiden Soekarno sejak 65 tahun, namun baru bisa dikerjakan pada saat ini dengan memakai desain dari hasil lomba.
Fasilitas layanan perpustakaan merupakan perpaduan layanan inklusif, diversifikasi layanan, berbasis komunitas yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan tersebut berdiri di atas lahan seluas 11.975 meter persegi dengan luas bangunan 50.917 meter persegi dan tinggi 126,3 meter, memiliki 24 lantai dan tiga basement, yang diklaim sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia.
Fasilitas layanan dirancang dengan konsep ramah lingkungan dengan indeks konsumsi energi (IKE) 150 kwh/mm2 per tahun yang hampir sama dengan gedung-gedung di Singapura dan Malaysia.
Gedung dibangun dengan menggunakan anggaran
multi years (2013-2016) yang menelan biaya Rp465.207.300.000 dilengkapi dengan teknologi kabel jaringan data kategori 7 (CAT-7) dan perangkat jaringan aktif yang mampu mentransfer data sampai dengan 100 Gbps.
Bangunan perpustakaan yang tinggi berbentuk persegi seperti jendela mengartikan perpustakaan adalah jendela dunia (
the window of the world), menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat Indonesia dan dunia serta menjadi sentra aktivitas edukatif, rekreatif, dan kultural.
Bangunan tersebut dilengkapi dengan layanan inklusif yang didesain untuk melayani penyandang disabilitas dari segi sarana prasarana, koleksi, maupun ruangan khusus bagi disabilitas tuna netra.
Area membaca anak-anak juga didesain secara apik, menarik dan penuh warna, juga tersedia ruang khusus laktasi (menyusui) sehingga para ibu tidak perlu khawatir saat mendampingi buah hatinya bermain, membaca, bereksplorasi maupun berkreasi.
Sedangkan, bagi para pengunjung lansia diberikan pelayanan khusus, termasuk koleksi maupun petugas yang mendampinginya.
Fasilitas layanan Perpusnas dilengkapi pusat data koleksi dengan teknologi Tier3 dan
telelift (sistem transportasi buku secara otomatis), ruang pameran, teater, aula berkapasitas 1.000 kursi, ruang telekonferensi, dan ruang-ruang diskusi yang dapat digunakan oleh para komunitas literasi.
Kartu anggota perpustakaan dikembangkan secara mutakhir berbasis
radio frequency identification (RFID) sebagai sarana pengamanan dan inventori koleksi.
Diharapkan gedung fasilitas layanan tersebut mampu menjadi daya dorong percepatan program-program mencerdaskan bangsa dan memosisikan Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan yang dibanggakan masyarakat Indonesia dan diperhitungkan di mata internasional.