Tempe Cepat, Inovasi Tempe dari IPB

CNN Indonesia
Kamis, 28 Sep 2017 07:18 WIB
Tempe adalah makanan yang bergizi. Tapi dalam proses pembuatannya ada sejumlah masalah. Profesor yang satu ini punya solusinya.
Ilustrasi (Foto: Sakurai Midori/Wikipedia)
Bogor, CNN Indonesia -- Tempe adalah makanan yang bergizi. Tapi dalam proses pembuatannya ada sejumlah masalah. Harga bahan bakunya mahal dan harus impor. Selain itu, perkembangan penduduk kota yang pesat mengubah tata kota dan membuat tempat pengrajin tempe untuk berproduksi menjadi lebih sempit.

Masalah limbah buangan khususnya air bekas perendaman pada proses pengasaman yang berbusa dan cukup menyengat juga menjadi masalah lingkungan tersendiri. Belum lagi keterbatasan air bersih untuk pencucian kedelai setelah perendaman. Harga air bersih di perkotaan juga cukup mahal.

Jadi, dibutuhkan solusi yang bisa menjawab semua persoalan tersebut. Terutama solusi yang bisa menekan biaya produksi sehingga harga jual tempe tetap terjangkau masyarakat umum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Agr telah melakukan inovasi teknologi tepat guna yang dapat mempercepat proses pembuatan tempe sehingga dapat menghemat biaya.

Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan mutu tempe yang kurang konstan, jika dilakukan dengan metode tradisional. Prof. Hanny mengatakan, Tempe Cepat merupakan tempe yang dibuat dengan pengasaman kimiawi menggunakan Glucono Delta-Lactone (GDL) guna mereduksi lama pengasaman kedelai.

Teknologi Tempe Cepat memiliki kelebihan antara lain: ramah lingkungan karena hemat air dan mengurangi limbah air rendaman serta mempercepat proses pembuatan tempe. Selain itu, tempe yang dihasilkan memiliki mutu dan cita rasanya yang lebih stabil.

“Keunggulan yang ada pada teknologi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi permasalah mutu, lingkungan dan ekonomi yang dihadapi para pengrajin tempe yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia,” ujar Prof. Hanny.

Menurut Prof. Hanny, teknologi ini juga bisa menjadi solusi alternatif bagi pemerintah daerah maupun lembaga pengatur Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lingkungan hidup dalam menjalankan perannya sebagai penentu kebijakan dan lembaga pelayanan publik.

Teknologi Tempe Cepat yang dikembangkan Prof. Hanny dan timnya ini masuk sebagai salah satu inovasi terpilih sebagai 100 Inovasi Indonesia pada tahun 2008  Kemenristek dan Business Innovation Center.

“Teknologi yang dikembangkan saat ini difokuskan pada tahapan pengasaman. Pengasaman kedelai dalam pembuatan tempe memberikan kontribusi terhadap keamanan dan penerimaan tempe yang dihasilkan,” katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER