Semarang, CNN Indonesia -- “Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina.” Kalimat itulah yang memotivasi Rosta Rosalina dan Valentino Marcel Tahamata untuk ikut andil dalam konferensi tingkat internasional di Taiwan. Mereka berdua sama-sama duduk di semester tujuh di Universitas Diponegoro, Semarang.
Konferensi yang diselenggarakan di negara yang dikenal dengan sebutan Formosa itu bertajuk “International Conference on Cognitive Science”, diselenggarakan pada 1-3 September 2017 di GIS National Taiwan University Convention Center, Taipei, Taiwan.
Dalam konferensi tersebut, Rosta dan Marcel berkesempatan presentasi hasil penelitiannya dalam bentuk poster. Mereka mendapatkan giliran pada hari terakhir yakni hari Minggu (3/9). Hasil penelitiannya dinilai unik oleh profesor di sana karena di Indonesia masih belum ada perkuliahan yang membahas khusus tentang neuropsikologi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Judul poster mereka adalah Social Intelligence in Neuropsychological Context. Secara singkat, penelitian mereka membahas tentang lima komponen penting yang dapat dipertimbangkan dalam asesmen dan intervensi kecerdasan sosial seseorang, ditinjau secara neuropsikologi. Keduanya sempat merasa kurang puas dengan hanya presentasi poster. Tetapi mereka bersyukur setelah bertemu dengan rekan seperjuangan, presentasi poster itu ternyata diikuti oleh beragam ahli neurosains, mulai dari mahasiswa yang menempuh gelar doktor dan tak sedikit yang sudah meraih gelar doktor maupun profesor.
Dalam konferensi ini, mereka berdua dan seorang utusan Malaysia, datang mewakili ASEAN. “Senang sekali bisa ikut konferensi ilmiah negeri sehingga paham bagaimana penelitian yang tengah berkembang di tingkat internasional untuk pertama kalinya. Tak hanya itu, untuk berangkat hingga sampai di Taipei banyak tantangan yang harus dilalui, meski susah tapi kalau bisa berhasil bisa senang banget,” ujar Rosta.
Selama tiga hari berturut-turut sudah terdapat puluhan poster lain yang dipajang dan dipresentasikan sejak pukul 08.30 hingga pukul 12.00. Adapun tema poster dalam konferensi ini pada setiap harinya beragam, sebagai berikut: hari pertama cognition,culture, development and education; hari kedua Cognitive science, cognition and visualization, cognitive linguistics, decision making, cognitive psychology, conciousness, ergonomics, human intelligence, learning technology; hari ketiga cognitive neuroscience, cognitive psychology, functional brain imaging & Brain, Learning, and development.
Tidak hanya kegiatan presentasi dari masing-masing peneliti saja, tetapi panitia mengadakan kelas kecil yang membahas masalah kognitif dari berbagai sudut pandang, turut dihadirkan narasumber ahli bergelar doktor maupun profesor. Tak kalah menarik, peserta juga berkesempatan mengikuti kuliah umum yang mendatangkan beberapa pakar ahli untuk menjadi keynote speaker, yaitu Patricia Churchland dari University of California, Stanislas Dehaene dari CEA Cognitive Neuroimaging Unit di Perancis, Chih-Jen Lin dari National Taiwan University, terakhir Ernst Poppel dari University Munich di Jerman.
Marcel berharap, mahasiswa Indonesia memiliki keinginan untuk bisa mengikuti kegiatan yang serupa karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman secara akademik dan keberanian melancong ke luar negeri yang notabene Taiwan tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, melainkan bahasa Mandarin.