Dari Mana Budaya Makan Pinang di Wamena?

Hari Suroto | CNN Indonesia
Senin, 04 Des 2017 11:06 WIB
Wamena, kota dataran tinggi, tapi masyarakatnya sudah biasa makan pinang. Dari mana asal kebiasaan ini, padahal pinang tidak tumbuh di sana?
Pinang di Papua. (Foto: Muhammmad Ridho/Detikcom)
Jayapura, CNN Indonesia -- Tidak hanya di Kota Jayapura, mama-mama Papua penjual pinang juga dapat dijumpai di Kota Wamena. Kota Wamena terletak di dataran tinggi Papua pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut.

Pinang merupakan tanaman yang hanya tumbuh di dataran rendah. Mengapa buah pinang dan budaya mengunyah pinang ada di dataran tinggi Papua? Sedangkan pohon pinang tidak dapat tumbuh di daerah tersebut.

Rupanya, pinang yang ada di Kota Wamena didatangkan dari Kota Jayapura menggunakan pesawat terbang. Setiap hari pesawat kargo tujuan bandara Wamena memuat berkarung-karung buah pinang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebenarnya Suku Dani penduduk asli Lembah Baliem lokasi Kota Wamena berada, dalam tradisinya tidak mengenal mengunyah pinang. Mereka mulai mengenal budaya mengunyah pinang setelah diperkenalkan  oleh generasi muda suku Dani yang menempuh studi di Kota Jayapura.

Selain itu suku-suku dari pesisir Papua yang bertugas di Kota Wamena sebagai guru, tentara, polisi, bidan dan profesi lainnya, ketika pulang kampung ke daerah asal, mereka membawa pinang ke Kota Wamena. Pada mulanya dikonsumsi sendiri, lama kelamaan suku Dani juga ikut mengkonsumsi buah ini.

Kemudian buah pinang menjadi komoditas ekonomis di Kota Wamena. Budaya makan pinang sendiri, pada mulanya diperkenalkan oleh orang Austronesia pada penduduk pesisir Papua sekitar 3000 tahun yang lalu. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER