Gas air mata adalah kumpulan senyawa kimia yang dapat menimbulkan iritasi pada mata, pernapasan, kulit, sampai paru-paru sehingga memberi dampak yang kurang baik bagi kesehatan.
Biasanya, gas air mata disimpan dalam tabung atau granat. Kemudian, dikeluarkan dengan cara disemprotkan ke udara atau ke objek tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, gas air mata sejatinya bukanlah gas, tetapi bubuk bertekanan yang ketika dikeluarkan dapat menciptakan asap tebal atau kabut sehingga dianggap sebagai gas.
Berikut penjelasan lengkap mengenai gas air mata serta kandungan bahannya dan efek yang ditimbulkan seperti dikutip dari Healthline.
![]() |
Seperti sudah dijelaskan di atas, gas air mata sejatinya bukanlah gas, melainkan bubuk bertekanan yang dapat memunculkan kabut seolah seperti gas.
Gas air mata merupakan kumpulan senyawa kimia yang dapat menimbulkan beberapa efek bagi kesehatan. Tujuannya untuk pelumpuhan sementara.
Sebab, gas air mata dulu digunakan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat untuk mengendalikan kerusuhan.
Selain itu, gas air mata juga digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia I. Namun kini gas air mata tidak lagi digunakan untuk perang.
Lantas, apa kandungan senyawa kimia dalam gas air mata? Umumnya, gas air mata mengandung 2-chlorobenzalmalononitrile atau dikenal juga sebagai gas CS.
Selain itu, ada juga kandungan berupa oleoresin capsicum (semprotan merica), dibenzoxazepine (gas CR), dan kloroasetofenon (gas CN).
Kumpulan senyawa kimia tersebut disimpan dalam tabung atau granat, kemudian disemprotkan atau ditembakkan melalui pistol pelontar.
Setelah itu, akan muncul asap tebal atau kabut berwarna putih yang mengembang di udara. Lalu secara cepat kandungan senyawa dalam gas air mata menimbulkan iritasi pada mata, pernapasan, maupun kulit.
Lalu, apa saja efek yang ditimbulkan dari gas air mata?
Ketika terkena gas air mata, maka mata, pernapasan, dan kulit akan langsung bereaksi, umumnya iritasi seperti merasa perih dan sakit.
Hal ini karena senyawa kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit dalam tubuh yang disebut sebagai TRPA1 dan TRPV1.
Berikut beberapa efek yang timbul setelah terkena gas air mata.
Berbagai efek ini dapat terjadi secara berbeda-beda tergantung pada beberapa kondisi, misalnya apakah gas air mata disemprotkan di ruang terbuka atau tertutup.
Lalu, berapa banyak gas air mata yang digunakan, seberapa dekat gas air mata dilepaskan ke orang, hingga kondisi kesehatan masing-masing orang.
Berikut langkah penanganan ketika terkena gas air mata.
Itulah informasi mengenai gas air mata. Semoga bermanfaat.
(uli/juh)