Sidratul Muntaha adalah sebuah tempat akhir dari perjalanan Rasulullah Saw dalam peristiwa Isra Miraj.
Mungkin masih ada yang belum tahu apa itu Sidratul Muntaha dari segi pengertian dalam Islam. Selain itu, dari mana asal sebutan Sidratul Muntaha ini dan seperti apa bentuknya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasan lebih lengkap mengenai asal-usul serta definisi Sidratul Muntaha.
Nama Sidratul Muntaha atau Sidrat Al-Muntaha banyak disebutkan pada ayat-ayat dalam surat Al Quran berikut.
Sidratul sendiri berasal dari kata sidr yang artinya pohon bidara atau lotus tidak berduri. Kata sidr berkali-kali disebutkan dalam Al Quran Surat Saba ayat 16, An Najm ayat 14 dan 16, Al Waqiah ayat 28.
Pohon sidr tersebut digambarkan seperti pohon yang berdekatan dengan surga dan menjadi tempat berkumpulnya orang-orang beriman.
وَاَصْحٰبُ الْيَمِينِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ
Artinya: "Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. Yaitu (mereka) yang berada di antara pohon bidara (Sidr) yang tak berduri." (QS al-Waqi'ah [56]: 27-28).
Fimran Allah SWT dalam QS An Najm [53] ayat 14 dan 15 menjelaskan tentang sidrat al-muntaha.
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى. عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ
Artinya: "(yaitu) di Sidrat al-Muntaha, di dekatnya ada surga tempat tinggal (QS an-Najm [53]: 14-15)"
Sementara untuk kata al-Muntaha atau Muntaha, di dalam Al Quran disebutkan sebanyak tiga kali. Yaitu dua kali dalam surat An Najm [53] ayat 14 dan 42, dan satu kali dalam surat An Naziat [79] ayat 44.
Arti kata al-Muntaha adalah yang paling akhir. Sebagaimana kata al-Muntaha itu dituliskan oleh Allah Swt dalam firmannya berikut:
وَاَنَّ اِلٰى رَبِّكَ الْمُنْتَهٰىۙ
Artinya: "Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)." (QS an-Najm [53]: 42).
اِلٰى رَبِّكَ مُنْتَهٰىهَاۗ
Artinya: "Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya)." (QS an-Nazi'at [79]: 44).
Lihat Juga : |
Mengenai apa itu Sidratul Muntaha, secara harfiah Sidratul Muntaha adalah pohon lotus atau bidara yang berada di padang pasir dan sudah ada sejak zaman Mesir kuno.
Pohon lotus tersebut dianggap sebagai lambang kebijakan atau wisdom. Dilansir dari laman NU, para ahli tafsir mengartikan bahwa Sidratul Al-Muntaha adalah lambang kebijakan tertinggi dan terakhir yang dapat dicapai oleh seorang manusia pilihan.
Dengan demikian, jika Nabi Muhammad Saw telah sampai ke Sidrat Al-Muntaha, maka Nabi Saw telah mencapai kebijakan (kebajikan) atau 'wisdom' yang paling tinggi yang pernah dikaruniakan Allah Swt kepada hamba atau makhluk-Nya.
Perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa disebut sebagai Isra, sedangkan perjalanan dari Masjidil Aqsa naik ke Sidratul Muntaha disebut Miraj.
Dalam perjalanan tersebut, Rasulullah Saw ditemani bersama seorang malaikat utusan Allah Swt yakni Malaikat Jibril.
Dikisahkan dalam Kitab al-Isra' wa al-Mi'raj karya Ibnu Hajar As-Asqalani dan Imam as-Suyuthi dengan bersandar hadis yang dikeluarkan Imam Muslim dari Hamad ibn Salamah, dari Tsabit al-Banani dan dari Anas ibn Malik RA, ketika sampai di langit ketujuh Rasulullah Saw dan Malaikat Jibril menuju ke Sidratul Muntaha.
Di Sidratul Muntaha Nabi Muhammad Saw mendapatkan perintah sholat dari Allah Swt yang semula lima puluh kali menjadi lima kali dalam sehari semalam.
Keberadaan Sidratul Muntaha telah disebutkan dalam Al Quran, sebagaimana Allah Swt berfirman,
وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ ١٣ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى ١٤ عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ ١٥ اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ ١٦ مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى ١٧
Artinya: "Sungguh, dia (Nabi Muhammad) benar-benar telah melihatnya (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu ketika) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya. Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak menyimpang dan tidak melampaui (apa yang dilihatnya)." (QS An Najm: 13-15)
Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi di atas langit ketujuh yang telah dikunjungi Nabi SAW dan di dekat situ terdapat surga. Rasulullah Saw memberitahukan tentang pohon dengan sesuatu yang pernah dilihatnya.
"Kemudian, aku diangkat ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba, aku menemukan bukitnya seperti punuk unta yang paling baik dan daunnya seperti telinga gajah. Jibril berkata, 'Ini Sidratul Muntaha yang mempunyai empat sungai, dua di antaranya tersembunyi dan dua lagi adalah nyata.' Maka aku bertanya, 'Apakah itu, wahai Jibril?' Jibril menjawab, 'Dua yang tersembunyi adalah sungai di surga, sedangkan yang tampak adalah Nil dan Eufrat.'" (HR Bukhari dan Muslim)
Demikian penjelasan tentang apa itu Sidratul Muntaha dalam Islam yang telah banyak diterangkan Al Quran, serta menjadi satu-satunya tempat istimewa yang pernah dikunjungi Rasulullah Saw saat mendapat wahyu dari Allah Swt.
(avd/fef)