Puisi perpisahan sekolah merupakan bentuk ungkapan perasaan mendalam dari siswa yang harus berpisah dengan teman-teman dan guru mereka. Dengan kata-kata yang sederhana tapi bermakna, puisi ini mencerminkan kenangan selama bertahun-tahun bersekolah.
Perpisahan sekolah merupakan salah satu peristiwa yang penuh kenangan dan mendalam dalam kehidupan setiap individu. Sebab pada momen ini, kamu harus berpisah dengan teman-teman dan guru yang telah menemani selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut kumpulan puisi untuk perpisahan sekolah yang sedih, berkesan, dan menyentuh hati yang dapat kamu bagikan atau kamu bawakan saat kelulusan sekolah, dirangkum dari berbagai sumber.
Dilansir dari buku Puisi Tunas Bangsa, puisi berjudul Perpisahan ini ditulis oleh Siti Zaleha M. Hashim yang berisi tentang perpisahan sekolah kepada sahabat. Berikut isi puisinya.
Dengarlah teman aduhai taulan,
Hatiku ini hiba dan rawan,
Laksana malam kehilangan bulan,
Kerana tibanya perpisahan.
Sekolah ini penuh sejarah,
Kita bersama senang dan susah,
Walaupun kita akan berpisah,
Kenang selalu waktu yang indah.
Aduhai kawan bersopan santun,
Budimu jernih laksana embun,
Sepuluh jari kini kususun,
Terkasar bahasa mohon diampun.
Bertahun-tahun jadi sahabat,
Jangan kau lupa mengirim surat,
Jauh di mata di hati dekat,
Semoga hidupmu dilimpahi rahmat.
Dengarlah wahai teman sejati,
Kuatkan azam di dalam hati,
Apabila sudah berjaya nanti,
Jangan lupa menabur bakti.
Dilansir dari buku Antologi Puisi - Akhir Januari, puisi Memori Episodik ditulis oleh Paulus Dimas Prabowo, puisi ini berisi tentang memori-memori setelah perpisahan sekolah bertemu kembali dengan sahabat. Berikut isi puisinya.
Teringat...
saat kita berjalan berpapasan tanpa tatap
saat kita berdiri bersebelahan tanpa ucap,
ada rasa, tapi pura-pura saling buta dan bisu
bodohnya kita terlalu patuh pada rasa malu
Teringat...
saat aku dan kau berjumpa tanpa rencana
saat bertemu berhadap muka tanpa sengaja,
ingin bersalam sapa, tapi ragu membelenggu
pandainya kita menyembunyikan rasa rindu
Teringat...
saat pesta perpisahan sekolah kala itu
saat menghentikan langkah di muka pintu
senyum terlempar, tanpa keluar kata-kata
lalu terbiar, seakan tak memendam apa-apa
Terlambat...
ketika waktu berputar tanpa sepucuk kabar
ketika kenangan tergambar di dinding kamar,
serasa lengang, dan hanya tersisa bayang-bayang
sesal datang, dan kita tuntut waktu bisa terulang
Dilansir dari buku Antologi Sayembara Puisi Guru, puisi Hymne Perpisahan ditulis oleh Ai Marhayanti, berisi tentang ungkapan terima kasih kepada bapak/ibu guru. Berikut isi puisinya.
Bersama tak kami dustai waktu
Tak kami lupa tuk berpacu
Selalu terkenang kala kami terpencil
Di hamparan ladang kebingungan
Kebingungan yang menggertakkan harapan sebagai awal kebahagiaan
Ibu Bapak guru, terima kasih tak terbalaskan atas
Kelulusan dan keikhlasanmu membimbing kami
Membuka halaman-halaman buku pengharapan
Hingga terbalaskan doa dan air mata orang tua kami
Kini tiba masa nya kami tiba di puncak ketinggian
Dengan cita dan angan terbayang betapa engkau pernah mendengarkan harap, bahwa telah engkau perlihatkan semesta
Kau ingin kami mampu menafsirkan simbol-simbol kehidupan
Kala ditarik bintang harapan, agar tak terjatuh oleh batu keputusasaan
Asa yang takkan terlupa semoga kami dapatkan singgasana kejayaan tahta
Menghiasi masa kini dan nanti dengan jubah-jubah yang melimpah
Kujadikan keluruhan syukur atas kehangatan
Jasa tak kenal pamrih darimu
Untaian dawai indah doa tulus darimu tetap kami harap agar bisa terus melanjutkan cita-cita ini
Bangga kami saat kembali ke pelukan kedua orang tua
Yang tak pernah salah menitipkan kami di pangkuanmu
Tak terkira terima kasih ini
Terima kasih Ibu-Bapak Guru, Ayah, Bunda,
Terima kasih Tuhan Yang Maha Esa atas Maha Kuasa-Mu dan Maha Ridho-Mu
Dilansir dari buku Aku Ini Binatang Jalang, puisi Kawanku dan Aku ditulis oleh Chairil Anwar, yang berisi tentang kedekatan emosional dan rasa saling memahami antara teman. Berikut isi puisinya.
Kami sama pejalan larut
Menembus kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal-kapal pelabuhan
Darahku mengental pekat
Aku tumpat pedat
Siapa berkata-kata?
Kawanku hanya rangka saja
Karena dera mengelucak tenaga
Dia bertanya jam berapa?
Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti
Lihat Juga : |
Dilansir dari buku Puisi Perpisahan, puisi Mutiara Kebersamaan ditulis oleh Ali Athi Ullah, yang berisi tentang kenangan bersama sahabat. Berikut isi puisinya.
Sahabat, kehidupan ini tak lain adalah hamparan samudera luas
Kita renangi dan kita selami kedalamannya
Untuk mencari tiram di dasarnya, dan kita pelik mutiaranya
Bahwa selalu ada yang bermakna pada setiap kehadiran dan pertemuan
Dengan bahtera tulus kebersamaan kita berlayar
Untuk saling menjaga dan saling percaya
Dan saat ini.. saat dimana kita haru lalui waktu
Waktu di mana kita harus mulai maju
Maju untuk sesuatu harapan baru
Mungkin saat ini kita akan berpisah
Namun semua itu hanyalah sementara
Karena aku akan kembali dan harus kembali bukan untuk sekedar mengenang dan melihat
Puing-puing masa lalu bersamamu
Namun karena di sinilah tanah kelahiranku
Di mana ada engkau dan orang-orang terdekatku
Dilansir dari buku Puisi Perpisahan, puisi Hal Perpisahan Ini ditulis oleh Chinvaru, yang berisi tentang perpisahan dari sahabat. Berikut isi puisinya.
Mata yang berkaca-kaca...
Jantung yang berdetak-detuk tak menentu
Pikiran melayang-layang
Itulah terpaan gemuruh rasa dalam hatiku
Yang menemani saat ku tlah terpisah darimu
Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa
Menyiksa dirimu dan diriku
Waktu yang terasa lambat berputar
Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui
Waktu di mana kita tak bersama-sama lagi
Kini semua hanya tinggal kenangan,
Kenangan indah yang telah kita lalui
Canda-tawa, sedih, kesal, khawatir dan rasa takut terpisahkan
Itulah perasaan yang menggumuli hati kita selama ini dan rasa takut itu ini telah menjadi kenyataan.
Aku mengerti kau begitu sakit saat ini
Terpisah dan terpenjara sepi di sana
Namun ketahuilah sobat...
Diri ini jauh lebih sakit merasakan semua ini
Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana
Banyak hal yang tak dapat kukatakan dan kujelaskan
Banyak hal yang tak kau mengerti maksud hati dan semua ini
Maafkanlah...cobalah tuk mengerti dan memahami
Ambillah hikmat dari semua ini.
Jauhkan rasa dendam dan benci, aku mohon...
Yakin dan percayalah semua ini ada hikmatnya.
Dilansir dari buku Rumpun Sajak Antalogi Puisi, puisi Waktu Berpisah Ini ditulis oleh Nabiilah Y, yang berisi tentang perpisahan menjadi waktu yang cepat dan mengenang kenangan sekolah. Berikut isi puisinya.
Waktu berjalan begitu cepat
Bagai angin yang berembus
Masa sekolah terasa sangat indah
Saat kita bersama-sama
Selama tiga tahun lamanya kita bersama untuk meraih impian
Saling bertukar cerita dan pikiran
Berbicara tentang sebuah mimpi
Memikirkan masa depan nanti
Aku rindu dengan semua ini
Bercanda tawa
Bermain bersama
Ingin rasanya semua ini tidak cepat berakhir
Jika waktu bisa diputar kembali
Aku ingin kembali ke masa sekolah
Masa di mana bisa bersenang-senang
Masa di mana kita mengeksplor kemampuan kita
Sekolah ini tempat yang bersejarah
Kelas yang kita tempati
Kursi yang kita duduki
Menjadi bukti nyata akan kebersamaan ini
Semua menjadi satu di sini
Saat kumencari jati diri
Mengenal banyak teman
Guru yang mengajar dan membimbingku
Rasanya berat sekali
Untuk meninggalkan sekolah dan kalian
Aku ingin selalu bersama dengan kalian
Tapi aku percaya suatu saat kita pasti bertemu
Semua ini bukan hanya sekedar kenangan saja
Tapi ini semua sebuah kenangan bersama
Kebersamaan ini akan terus berlanjut
Ketika kita bertemu di lain waktu
Kata perpisahan begitu menyakitkan
Selalu ada luka dan air mata
Rasa kesedihan ini terasa sakit
Demikian kumpulan puisi perpisahan sekolah untuk teman-teman serta guru. Semoga bermanfaat.
(naj/juh)