Maulid Nabi adalah momen istimewa bagi umat Islam untuk mengenang dan merayakan kelahiran Rasulullah SAW.
Selain berdoa dan bersholawat, cara untuk mengungkapkan cinta kepada baginda Nabi bisa melalui puisi. Berikut contoh puisi Maulid Nabi yang menyentuh hati.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puisi-puisi ini dapat dibaca saat acara Maulid Nabi untuk membangkitkan semangat spiritualitas dan menguatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Berikut beberapa contoh puisi Maulid Nabi yang menyentuh hati, dikutip dari buku Antologi Puisi Skenario Kuasa Sang Pencipta (2021-2022) dan sumber lainnya.
Karya: Any Adhista
Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Cahaya hari kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa mulia akhlakmu
Bagai cahaya kemuliaan Al-Quran
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama
Agungnya cintamu menyayangi sesama
Harum senyummu pada wajah dunia
Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa indah akhlakmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa suci akhlakmu
Bagai cahaya kesucian Al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlakmu dalam hidup kami
Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Pujaan hati kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya.
Tangisku di bulan Rabiul Awal
Ya Nabi Salam Alaika
Aku menangis ketika membaca cerita
Engkau berdakwah di tengah siksa
Di saat kaum Quraisy menebar keji merajalela
Karya: Rista Rezha Astriawan
Bila saatnya tiba
Kami ingin menutup mata
Mengenang tawa
Dan semua yang berbau senja
Ya...Muhammad
Bila saatnya tiba....
Jangan kau tinggalkan kami dalam gulita
Ajari kami mengeja doa
Agar dapat kami raih pintu surga
Bila saatnya tiba....
Angin malam berembus
Mencoba tuk rasakan semilirnya kehadiranmu
Yang menerangi kami
Bagai cahaya yang terang dan suci
Bila saatnya tiba
Ingin kami mengikuti jejakmu
Di ruang yang tak terbatas
Kau tuntun kami menuju kehadirat
Ya illahi ya rabbi...
Karya: Aprilia Farchatun Nimah
Salam syahdu nan mendayu
Hati tertembal pandaran sukma
Ongsok jiwa segelanyut Nirmala
Lembayung di keningnya mega
Allahhuma mendesar di relung semesta
Wangsit menggerayang cahaya
Azali berseloka menggenta
Terenyuh tenteram menghalu jingga
Karya: Ika Refi K
Rintihan hujan diselimuti angin malam
Berharap mendapat syafaat hingga bibirku terbungkam
Menahan rindu bagai ditusuk seribu duri
Karena kehampaan hidup ini
Tanpa seorang kekasih ilahi
Dia perjuangkan agamanya
Dia perjuangkan kehormatan kaum wanita
Di akhir hayatnya dia sebut umatnya
Karya: Indana Zaharo
Bertabur beribu kerinduan
Berjuta keberkahan
Disertai doa dan banyaknya pengharapan
Serta pengampunan
Diiringi alunan cinta dan angan yang ingin berjumpa
Ketika menyebut namamu alam kalbuku
Ya habibanaku,
Sholawat atasmu tak hentinya selalu tercurahkan
Di setiap retorika rindu
Yang menghadirkan salam beserta kasihnya
Kelak syafaatmu yang selalu dinanti
Semoga akan selalu hadir
Di hari akhir nanti
Karya: Ozy V. Alandika
Rabiul awal telah tiba
Sejenak hatiku gemetar membaca kisah yang telah dijanjikan
Sungguh hari yang bahagia
Di mana orang-orang seakan mati rasa
Entah ingin menangis entah bahagia
Keduanya terbalut bersama shalawat atas Rasul-Nya
Rabiul awal telah tiba
Mengajak kita untuk mengingat kisah
Tentang pasukan Abrahah yang tumbang oleh burung dan ulat
Tentang riwayat akhir dari Persia; empat belas balkon istana Kisra sirna
Tentang padamnya api kaum Majusi
Juga tentang runtuhnya gereja Buhairah
Rabiul awal telah tiba
Kelahiran Muhammad bertabur cahaya
Menjadi pertanda bahwa Syam akan segera cerah
Menggantikan kejayaan Romawi pada zamannya
Rabiul awal telah tiba
Sudah sangat jauh dari 571 Masehi
Aku tidak pernah sekali pun melihat Nabi
Aku hanya tahu dari Sirah Nabawi
Juga firman Ilahi
Sungguh malu aku hari ini
Padahal Muhammad akan menolong di Hari Akhir Nanti
Sedangkan bibirku masih sedikit berucap shalawat
Duhai Nabiku; aku sungguh mencintaimu
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)
Ya Rasulallah
aku ingin seperti santri berbaju putih
yang tiba-tiba datang menghadapmu
duduk menyentuhkan kedua lututnya pada lutut agungmu
dan meletakkan telapak tangannya di atas paha-paha muliamu
lalu aku akan bertanya
Ya Rasulallah
tentang islamku?
ya Rasulallah
tentang imanku?
ya Rasulallah
tentang ihsanku?
Ya Rasulallah mulut dan hatiku bersaksi
tiada tuhan selain Allah
dan engkau ya Rasulallah utusan Allah
tapi kusembah juga diriku Astaghfirullah
dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah
Ya Rasulallah
setiap saat jasadku shalat
setiap kali tubuhku bersimpuh
diriku jua yang kuingat.
setiap saat kubaca shalawat
setiap kali tak lupa kubaca salam
Assalamu'alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarakatuh
salam kepadamu wahai nabi juga rahmat dan berkat Allah
tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku
kau menjawab salamku
bahkan apakah aku menyalamimu
Ya Rasulallah
ragaku berpuasa
dan jiwaku kulepas bagai kuda
ya Rasulallah
sekali-kali kubayar zakat dengan niat
dapat balasan kontan dan berlipat
ya Rasulallah
aku pernah naik haji
sambil menaikkan gengsi
ya Rasulallah, sudah islamkah aku?
Ya Rasulallah
aku percaya Allah dan sifat-sifat-Nya
aku percaya malaikat
percaya kitab-kitab suci-Nya
percaya nabi-nabi utusan-Nya
aku percaya akherat
percaya qadha-qadar-Nya
seperti yang kucatat
dan kuhafal dari ustad
tapi aku tak tahu
seberapa besar itu mempengaruhi lakuku
ya Rasulallah, sudah imankah aku?
Ya Rasulallah
setiap kudengar panggilan
aku menghadap Allah
tapi apakah Ia menjumpaiku
sedang wajah dan hatiku tak menentu
ya Rasulallah, dapatkah aku berihsan?
Ya Rasulallah
kuingin menatap meski sekejap
wajahmu yang elok mengerlap
setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap.
Ya Rasulallah
kuingin mereguk senyummu yang segar
setelah dahaga di padang kehidupan hambar
hampir membuatku terkapar.
Ya Rasulallah
meski secercah, teteskan padaku
cahyamu
buat bekalku sekali lagi
menghampiri-Nya.
Itulah beberapa contoh puisi Maulid Nabi yang menyentuh hati dan bisa dijadikan referensi bagi umat Muslim.