Siapa Saja yang Menjadi Korban dari G30S PKI? Ini Daftarnya

CNN Indonesia
Minggu, 29 Sep 2024 08:00 WIB
Peristiwa pemberontakan G30S PKI menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk para perwira tinggi TNI. Siapa saja yang menjadi korban dari G30S PKI?
Ilustrasi. Peristiwa pemberontakan G30S PKI menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk para perwira tinggi TNI. Siapa saja yang menjadi korban dari G30S PKI?9' (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Gerakan 30 September 1965 atau dikenal sebagai G30S PKI merupakan peristiwa berdarah yang menjadi titik balik sejarah Indonesia modern.

Peristiwa ini menimbulkan banyak korban jiwa dari berbagai kalangan, termasuk para perwira tinggi TNI. Lantas siapa saja yang menjadi korban dari G30S PKI?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

G30S PKI adalah sebuah peristiwa pemberontakan atau kudeta yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap Pancasila Sakti.

Pemberontakan tersebut dilakukan demi kepentingan pribadi PKI untuk mengubah ideologi bangsa Indonesia.

Setidaknya terdapat tujuh korban dari jajaran anggota militer yang menjadi sasaran PKI. Para korban PKI tersebut ditemukan tak bernyawa di sumur Lubang Buaya.

Kawasan Lubang Buaya saat ini menjadi tempat bersejarah selepas tragedi G30S. Lubang Buaya menjadi lapangan peringatan yang berisi Monumen Pancasila, yaitu sebuah museum hingga sumur kecil tempat para korban G30S PKI dibuang.

Di lokasi sama juga terdapat rumah-rumah yang menjadi tempat tinggal dari ketujuh pahlawan revolusi yang tewas.


Nama-nama korban G30S PKI

Mengenai siapa saja yang menjadi korban dari G30S PKI, berikut nama-nama ketujuh pahlawan revolusi.

1. Jenderal Ahmad Yani

Pahlawan revolusi yang pertama adalah Jendral Ahmad Yani. Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1922 silam. Karier militernya dimulai dengan mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Ahmad Yani kemudian diangkat menjadi komandan Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Ia terlibat dalam beberapa operasi penting pasca-Indonesia merdeka.

Sebut saja pemberontakan PKI di Madiun 1948, penumpasan DI/TII di Jawa Tengah dan juga pemberontakan PRRI.


2. Letjen Raden Suprapto

Letjen Raden Suprapto lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920 silam. Ia pernah mengenyam pendidikan militer di Akademi Militer Kerajaan di Bandung.

Pada awal kemerdekaan, Suprapto turut aktif dalam perebutan senjata Jepang dan menjadi ajudan dari Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Letjen Suprapto pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Staf AD di Sumatra, Kepala Staf Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang, dan pernah menjabat sebagai Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat.

3. Letjen S. Parman

Pemilik nama lengkap Siswondo Parman ini lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918 silam. Setelah Indonesia merdeka, S. Parman lantas turut bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang menjadi cikal-bakal Tentara Nasional Indonesia.

Dalam menimba ilmu kemiliteran, S. Parman pernah dikirim untuk mengikuti Sekolah Militer di Amerika Serikat pada 1951. Ia juga pernah dikirim ke Inggris sebagai perwakilan Kedutaan Indonesia di sana.

4. Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono

Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono atau yang lebih dikenal dengan nama M.T Haryono merupakan pahlawan revolusi kelahiran Surabaya, Jawa Timur, pada 20 Januari 1924.

Sebelum bergabung dengan kemiliteran, M.T Haryono pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Kedokteran atau Ika Dai Gaku di Jakarta.

Berkat kelihaiannya dalam menguasai bahasa asing, pahlawan yang namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan ini kerap mengikuti perundingan yang diadakan Indonesia dengan pihak Belanda maupun Inggris.

5. Mayjen Donald Isaac Pandjaitan

Mayjen Donald Isaac Pandjaitan atau D.I Pandjaitan lahir pada 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli, Sumatra Utara. D.I Pandjaitan juga menjadi salah satu sosok yang membentuk Tentara Keamanan Rakyat dan diangkat menjadi Komandan Batalyon.

Sederet posisi penting pernah diembannya. Sebut saja Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi, Kepala Staf Umum IV Komandan Tentara Sumatera, dan pernah ditugaskan sebagai atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat.

6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo

Mayjen Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, Jawa Tengah pada 28 Agustus 1922. Seperti para pendahulunya, setelah kemerdekaan Indonesia, Sutoyo bergabung dengan TKR pada bagian kepolisian dan menjadi anggota Corps Polisi Militer pada saat itu.

Selain menjabat sebagai Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo, Sutoyo juga pernah menjadi ajudan dari Kolonel Gatot Subroto.

7. Kapten Pierre Tendean

Pahlawan revolusi yang terakhir adalah Kapten Pierre Tendean. Pierre Tendean lahir di Jakarta, 21 Februari 1939.

Setelah lulus dari Akademi Militer pada 1962, ia lantas mendapatkan mandat untuk menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan.

Peristiwa kelam G30S PKI yang turut menyeretnya terjadi pada saat ia menjadi ajudan Jenderal Nasution yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata.

Untuk menghormati jasa para pahlawan yang gugur dalam peristiwa berdarah G30S, pemerintah pada 5 Oktober 1965 mengeluarkan surat Keputusan Presiden RI No III/Koti/Tahun 1965.

Dalam surat tersebut mengumumkan bahwa ketujuh sosok yang gugur dalam tragedi G30S mendapatkan pangkat Anumerta dan dinyatakan sebagai pahlawan revolusi.

Itulah nama-nama mengenai siapa saja yang menjadi korban dari G30S PKI, khususnya dari kalangan perwira tinggi TNI.

(avd/fef)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER