Jumat merupakan hari yang istimewa bagi umat Islam. Terdapat sejumlah amalan yang dianjurkan untuk dilakukan muslim, baik pria dan wanita di hari tersebut.
Bagi pria, diwajibkan untuk menunaikan ibadah sholat Jumat. Lantas, apa amalan hari Jumat untuk wanita? Ada beberapa amalan yang dapat dilakukan muslimah, salah satunya adalah bersholawat.
Memanjatkan sholawat kepada Nabi Muhammad Saw memang dapat dilakukan kapan saja, tetapi sangat dianjurkan untuk dibaca di hari Jumat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membaca sholawat, terdapat amalan-amalan lainnya yang dapat dilakukan oleh muslimah. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini amalan hari Jumat untuk wanita.
Dikutip dari laman NU Online, mandi di hari Jumat tidak hanya disunnahkan bagi laki-laki, perempuan juga dianjurkan untuk menunaikannya. Hal ini sebagaimana disebut dalam hadis riwayat Ibnu Hibban dari Ibnu Umar, berikut ini:
"Barang siapa yang mendatangi sholat Jumat baik laki-laki maupun perempuan maka hendaklah mandi." (HR Abu Daud dari al-Habr)
Sunnah mandi bagi perempuan ini dengan catatan apabila ia turut serta melaksanakan ibadah Jumat. Tidak lagi sunnah mandi Jumat bagi perempuan yang memilih sholat Zuhur di rumah.
Namun, menurut Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, mandi Jumat tetap disunnahkan bagi perempuan sekalipun tidak melaksanakan sholat Jumat. Hal ini sebagaimana dijelaskannya dalam kitab Nihayatuz Zain.
Membaca sholawat untuk Nabi Muhammad Saw di hari Jumat merupakan amalan yang dianjurkan sebagai kegiatan di waktu yang baik. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi berikut.
"Perbanyaklah sholawat kepadaku pada mal Jumat dan hari Jumat, barang siapa yang bersholawat kepadaku satu kali maka Allah akan bersholawat kepadanya 10 kali," (HR Al-Imam Al-Baihaqi dengan sanad yang baik)
Amalan hari Jumat untuk wanita selanjutnya adalah banyak membaca surat Al-Kahfi. Anjuran ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim berikut:
"Barang siapa yang membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat maka akan ada cahaya yang menyinarinya di antara dua Jumat." (HR Al-Hakim)
Muslimah juga dapat memanjatkan doa sebanyak mungkin di hari Jumat. Syekh Jalaluddin Al-Mahalli dalam Syarah Minhaj At-Thalibin menyebut, ada satu masa di hari Jumat yang jika berdoa di waktu tersebut terkabul. Namun, Allah Swt merahasiakan waktu tersebut.
Hal senada juga diterangkan Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha, bahwa di hari Jumat, terdapat waktu yang mulia.
Apabila doa dipanjatkan pada waktu tersebut, akan dikabulkan secara mutlak. Waktu tersebut disamarkan pada keseluruhan hari, seperti halnya yang diungkapkan oleh Al-Imam Al-Ghazali dan ulama lainnya.
Amalan berikutnya yang dapat dilakukan wanita di hari Jumat adalah membaca surat Yasin. Keutamaan membaca surat Yasin didasarkan pada hadis riwayat Abu Daud sebagai berikut:
"Barang siapa membaca surat Yasin dan Al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya." (HR. Abu Daud dari al-Habr)
Salah satu keutamaan hari Jumat adalah dilipatgandakannya pahala kebaikan sepuluh kali lipat dari pada hari lainnnya. Tidak hanya bagi laki-laki, keutamaan ini juga berlaku bagi perempuan, sebagaimana mengutip Ibnu Zanjawiyah dari Ibn al-Musayyab bin Rafi', Syekh Abu Bakr bin Syatha menulis dalam kitab Hasyiyah I'anah At-Thalibin.
"Barang siapa yang berbuat kebaikan pada hari Jumat maka akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat dari hari yang lain, dan barang siapa berbuat kejelekan maka juga demikian (dilipatgandakan dosanya sepuluh kali lipat). Dan disamakan hari, yaitu malam, sebab tidak ada perbedaan sama sekali."
Jumat adalah hari yang istimewa dan utama dalam agama Islam. Jumat disebut sebagai sayyidul ayyam atau penghulu hari. Allah Swt memuliakan Nabi Muhammad Saw dengan hari Jumat yang tidak diberikan kepada umat-umat terdahulu.
Banyak amalan pada hari Jumat yang bernilai pahala. Selain itu, Jumat juga disebutkan sebagai hajinya orang-orang fakir. Al-Imam Al-Syafi'i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa'ad bin Ubadah sebuah hadis.
Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa Jumat adalah hari yang lebih agung daripada Hari Kurban atau Idul Fitri.
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: "Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat.
Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturahmi.
Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat."
Dalam Bidâyatul Hidâyah, Imam Abu Hamid al-Ghazali menyebut hari Jumat sebagai hari raya kaum mukmin ('îdul mu'minîn).
Imam al-Ghazali bahkan menyarankan agar umat Islam mempersiapkan diri menyambut hari Jumat sejak hari Kamis, dimulai dengan mencuci baju, lalu memperbanyak membaca tasbih dan istigfar pada Kamis petang karena saat-saat tersebut sudah memasuki waktu keutamaan hari Jumat.
Demikian enam amalan hari Jumat untuk wanita, yakni dengan mandi di hari Jumat, membaca sholawat, membaca surat Al-Kahfi, memanjatkan doa, membaca surat Yasin, dan memperbanyak berbuat kebaikan.
Selain bernilai pahala, semoga dengan melakukan amalan-amalan di hari Jumat ini, menjadikan kita sebagai hamba yang senantiasa mengingat Allah Swt dan pengingat untuk berbuat baik kepada sesama manusia.
(juh)